Desa yang Tertindas
Istimewa --
BACA JUGA:Tolak Perkuat Timnas Prancis di Olimpiade 2024
Para murid mulai memahami dan merasa sangat terharu. Mereka melihat bagaimana penduduk desa tetap bertahan dengan harapan dan persatuan, bagaimana mereka saling mendukung dalam kesulitan, dan bagaimana mereka merindukan keadilan.
Seorang murid lain, yang sebelumnya merasa berambisi dan ingin berkuasa dengan tangan besi, mulai memahami dan tersenyum. "Jadi, kekuatan sejati bukan berasal dari menakut-nakuti dan menindas, tetapi dari menciptakan kedamaian dan keadilan?"
Plato: "Tepat sekali. Kekuatan sejati berasal dari kemampuan kita untuk memimpin dengan kebijaksanaan dan keadilan, untuk melayani dan menginspirasi orang lain. Ingatlah bahwa 'kekuasaan sejati bukanlah yang dipegang dengan tangan besi, tetapi yang dipeluk dengan hati yang bijaksana dan penuh kasih.'"
BACA JUGA:Tradisi Unik! Menyelupkan Kaki ke Darah Hewan Kurban
Para murid merasa sangat terharu dan termotivasi oleh pelajaran tersebut. Mereka berjanji untuk menghargai keadilan, untuk memimpin dengan integritas dan kasih sayang, dan untuk hidup dengan lebih penuh makna dalam upaya menciptakan kedamaian dan keadilan.
Filosofi dari Cerita ini mengajarkan kita untuk melihat pentingnya kepemimpinan yang adil dan bijaksana. Kekuasaan sejati memberikan harapan, membangun rasa persatuan, dan memotivasi kita untuk hidup dengan lebih penuh dan bermakna. Dengan memahami hal ini, kita bisa menghadapi hidup dengan sikap positif dan berusaha untuk menciptakan kedamaian dan keadilan dalam setiap tindakan kita. (*)