OpenAI Akan Memblokir Akses ChatGPT di China: Alasan dan Dampaknya
ilustrasi--
RAKYATEMPATLAWANG.BACAKORAN.CO - OpenAI dikabarkan akan memblokir akses pengguna di China terhadap layanan ChatGPT. Meskipun ChatGPT tidak tersedia secara resmi di negara tersebut, pengguna dan pengembang di China tetap bisa mengaksesnya melalui API perusahaan. Namun, mulai 9 Juli 2024, OpenAI akan memblokir akses tersebut.
Menurut laporan dari Securities Times, surat kabar milik pemerintah China, OpenAI telah mengirimkan email kepada pengguna di China yang menjelaskan rencana pemblokiran ini.
"Kami mengambil langkah tambahan untuk memblokir lalu lintas API dari wilayah yang tidak mendukung akses ke layanan OpenAI," kata juru bicara OpenAI dalam publikasi tersebut sebagaimana dikutip detikINET dari Engadget.
Langkah ini diprediksi akan berdampak pada beberapa startup di China yang telah membangun aplikasi menggunakan model bahasa OpenAI. Meskipun layanan OpenAI tersedia di lebih dari 160 negara, China bukan salah satunya. Berdasarkan pedoman perusahaan, pengguna yang mencoba mengakses produk perusahaan di negara yang tidak didukung dapat diblokir atau ditangguhkan, meskipun tindakan ini belum dilakukan secara eksplisit hingga saat ini.
BACA JUGA:Starlink Mini: Mengubah Cara Dunia Terhubung ke Internet
BACA JUGA:23 Calon Provinsi Baru di Pulau Sumatera: Potensi Pemekaran di Tahun 2024
Tidak jelas apa yang mendorong langkah OpenAI ini. Namun, bulan lalu, perusahaan tersebut mengungkapkan bahwa mereka menghentikan operasi pengaruh terselubung termasuk yang berasal dari China yang menggunakan model AI-nya untuk menyebarkan disinformasi di internet.
Bloomberg juga menunjukkan bahwa langkah OpenAI ini bertepatan dengan tekanan Amerika Serikat (AS) terhadap perusahaan-perusahaan teknologi asal negaranya untuk membatasi akses China ke teknologi mutakhir yang dikembangkan di AS.
Langkah OpenAI untuk memblokir akses di China menambah daftar panjang tantangan yang dihadapi oleh perusahaan teknologi dalam navigasi kompleksitas geopolitik dan regulasi.
Bagaimanapun, keputusan ini mencerminkan upaya untuk menjaga integritas dan keamanan teknologi mereka di tengah meningkatnya ketegangan internasional.(*)