Mengenal Penyebab dan Gejala Trauma PTSD pada Anak
Ilustrasi--
Aktivitas pemaparan berkepanjangan (PE). Untuk membantu remaja menurunkan kecemasan dan belajar menghadapi hal-hal yang mereka hindari setelah trauma dengan aman.
Terapi desensitisasi dan pemrosesan ulang gerakan mata (EMDR). Untuk menggabungkan terapi kognitif dengan gerakan mata terarah untuk mengurangi ketakutan dan rasa sakit akibat trauma.
Sementara untuk mengatasi gejala PTSD, mungkin akan membutuhkan obat-obatan, seperti.
Antidepresan, untuk membantu mengatasi depresi.
Anticemas, guna mengatasi gangguan kecemasan yang dialami anak.
Apakah ada yang bisa dilakukan orangtua untuk membantu mengatasi kondisi ini?
Ada beberapa hal yang dapat orangtua lakukan untuk mencegah trauma peristiwa pada anak tidak sampai menyebabkan PTSD. Berikut aksi yang bisa dilakukan para orangtua.
1. Berusaha menanyakan apa yang anak rasakan
Untuk mencegah trauma anak agar tidak menjadi PTSD, orangtua dapat menanyakan padanya apa yang ia pikirkan, apa yang ia lihat, dan apa yang mereka rasakan setelah melihat peristiwa traumatis tersebut.
2. Dengarkan perasaan anak
Selain itu, orangtua juga bisa membiarkan anak untuk mengungkapkan perasaan mereka sembari didengarkan baik-baik.
Bila anak sulit mengungkapkan dengan cerita langsung, Anda dapat mengetahui perasaannya lewat cara lain. Misalnya seperti saat anak menggambar, coba cari tahu apa yang anak ceritakan tentang apa yang digambarnya.
Lalu, saat anak bermain boneka, orangtua juga dapat menanyakan apa yang bonekanya sedang lakukan. Dengan cara ini, orangtua dapat mengetahui isi perasaan anak
Pada anak yang berusia di bawah 6 tahun, biasanya lebih mudah mengungkapkan perasaannya dengan ada simbol-simbol dari apa yang mereka gambar dan boneka yang mereka mainkan
3. Bantu anak ciptakan rasa aman