Membuka persembunyian Putri Dayang Rindu dalam Rimbunnya Belantara Suaka Margasatwa Isau-Isau Muara Enim

Ilustrasi .foto : Dok/Ist--

Menurut penuturan beberapa masyarakat di Desa Muara Emil berdasarkan cerita para puyang (pendahulu) salah seorang Sultan Palembang meminta kepada seluruh masyarakat desa terutama yang berada di sepanjang aliran Sungai Batanghari Sembilan untuk mengumpulkan telur yang akan digunakan sebagai perekat pembangunan benteng pertahanan. 

Dalam perjalanan pengumpulan telur, sultan melihat banyak gadis-gadis desa yang cantik dan berniat mempersunting salah satunya sebagai istri. 

BACA JUGA:Kisah Khotijah: Menang Hadiah Motor Tapi Tak Kunjuang Diterima, Setelah Bayar Pajak Hadiah

BACA JUGA:Seekor Anjing Pemburu Babi Diduga Disiksa di Gununghalu, Bandung Barat

Setelah para prajurit dan hulubalang mengumpulkan para gadis tidak satupun yang cocok sampai akhirnya sultan menemukan sebuah bangki emas yang hanyut ke sungai dan memrintahkan prajuritnya untuk mencari pemilik bangki emas tersebut. 

Setelah ditelusuri ternyata pemilik bangki emas tersebut adalah anak gadis Kerio Carang. 

Sultan pun menyampaikan keinginannya untuk meminang tetapi ditolak oleh Kerio Carang dan putrinya. 

Merasa ditolak sultan pun marah dan sempat terjadi perkelahian tetapi ternyata Kerio Carang dan putrinya memiliki kesaktian dan lolos dari tangkapan sultan. 

BACA JUGA:Viral! Video Juru Parkir dan Warga Cekcok dengan Anggota TNI di Bendungan Simongan Semarang

BACA JUGA:Viral! Jemaah Tahlilan di Blitar Pulang dengan Kasur Lipat dan Berkat

Dalam pelariannya putri Kerio Carang bersembunyi di dalam hutan di Desa Muara Emil tepatnya di lokasi air terjun Napal Carik. 

Karena merasa kesepian di dalam hutan maka sesekali ia keluar ke desa sehingga kecantikannya dikenal luas oleh masyarakat. 

Dalam kesepiannya di tempat persembunyian, putri Kerio Carang tersebut sering menangis dan pulang menemui orang tuanya. 

Akhirnya Kerio Carang menemui tiga puyang di Muara Emil yaitu puyang Tanjung, Matauh, dan Dusun Ilir untuk memberikan nama kepada putrinya supaya tidak menangis lagi. 

Dari ketiga puyang tersebut hanya puyang Dusun Ilir yang mampu memberikan nama yang dapat menghentikan tangisan puti Kerio Carang yaitu diberi nama Putri Dayang Rindu. 

Tag
Share