5 Perbedaan Utama Kurikulum Merdeka dengan Kurikulum 2013: Transformasi Pendidikan Indonesia
5 Perbedaan Pembelajaran Kurikulum Merdeka tahun 2024-Foto/Ist.-
Pada K-13, jam pelajaran PAUD diatur selama 900 menit per minggu, dan untuk jenjang SD, SMP, SMA, SMK atau sederajat diatur per minggu.
Struktur Kurikulum Merdeka dibagi menjadi dua kegiatan utama: pembelajaran rutin atau reguler (intrakurikuler) dan proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila. Khusus untuk jenjang SMK, struktur kurikulumnya dibagi menjadi kelompok mata pelajaran umum dan kejuruan.
Jam pelajaran di PAUD sesuai Kurikulum Merdeka tetap 900 menit per minggu, sedangkan untuk jenjang lainnya diatur per tahun dengan alokasi waktu pembelajaran yang fleksibel.
BACA JUGA:Motor Listrik Volta Hadirkan Model Terbaru Yang Mirif Dengan Honda Vario di GIIAS 2024
BACA JUGA:Honda e:N1 Meluncur di GIIAS 2024: Mobil Listrik Baru yang Memikat dengan Desain Mirip HR-V
4. Pembelajaran
Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik. Sementara itu, Kurikulum Merdeka memberikan kebebasan kepada sekolah untuk mengimplementasikan berbagai bentuk pendekatan pembelajaran, terutama pada jenjang PAUD.
Pembelajaran untuk jenjang dasar hingga menengah dalam Kurikulum Merdeka terdiri dari penguatan pembelajaran terdiferensiasi sesuai tahap pencapaian siswa serta kombinasi antara pembelajaran intrakurikuler (70-80%) dan kokurikuler melalui proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila (20-30%).
5. Penilaian
Pada K-13, penilaian bagi peserta didik PAUD dilakukan melalui pencatatan proses dan hasil belajar secara berkala, sedangkan untuk jenjang SD hingga SMA/SMK dilakukan penilaian formatif dan sumatif oleh guru.
Kurikulum Merdeka, di sisi lain, melakukan penilaian untuk siswa PAUD dengan pelaporan tertulis minimal enam bulan sekali dan komunikasi lisan dengan orang tua.
BACA JUGA:Berani Bersuara: Skandal Pelecehan di Banjarbaru Terungkap
BACA JUGA:Video Viral Polisi Inggris Tendang dan Injak Kepala Pria di Bandara Manchester, Tuai Kecaman
Penilaian untuk jenjang dasar hingga menengah mencakup penguatan asesmen formatif dan penggunaan hasil asesmen untuk merancang pembelajaran sesuai tahap pencapaian siswa. Penilaian juga termasuk penilaian autentik dalam proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila tanpa batasan nilai pada sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Perubahan-perubahan ini diharapkan mampu menjawab tantangan pendidikan di masa kini dan mendatang, sekaligus mendukung perkembangan peserta didik secara holistik dan berkesinambungan.