Presiden Bashar al-Assad Mundur dan Tinggalkan Suriah, Proses Pengalihan Kekuasaan Berlangsung Damai
Bashar al-Assad-Doc/Foto.Ist-
REL,BACAKORAN.CO – Presiden Suriah Bashar al-Assad telah mundur dari jabatannya dan meninggalkan negara tersebut setelah memberikan perintah untuk menyebarkan kekuasaan secara damai. Keputusan ini diumumkan oleh otoritas Rusia pada hari Minggu, meskipun tidak mengungkapkan lokasi keberadaan Assad saat ini atau apakah militer Rusia berencana untuk tetap berada di Suriah.
Pemberontak Suriah menyatakan bahwa mereka telah berhasil mendamaikan pemerintahan Assad setelah menguasai Damaskus pada hari Minggu. Hal ini menandakan berakhirnya lebih dari tiga dekade pemerintahan otokratis keluarga Assad, yang telah diguncang oleh perang saudara selama lebih dari 13 tahun.
BACA JUGA:Stop Buang Sampah Sembarangan! Patuhi 3 Aturan Ini agar Tidak Mencemari Lingkungan
BACA JUGA:Indonesia Diharapkan Pimpin ASEAN untuk Akhiri Konflik Israel-Palestina
Menurut Kementerian Luar Negeri Rusia, keputusan Assad untuk mundur dan meninggalkan negara itu merupakan hasil dari serangkaian negosiasi dengan berbagai pihak dalam konflik bersenjata di Suriah. Namun pihak Rusia menegaskan bahwa mereka tidak terlibat dalam proses negosiasi tersebut.
Ada spekulasi yang beredar mengenai keberadaan Assad. Beberapa laporan yang belum dikonfirmasi menyebutkan bahwa ia sempat mengunjungi Moskow beberapa waktu lalu, sebelum kembali ke Suriah. Namun, Kremlin enggan memberikan komentar terkait hal ini dan situasi yang sedang berlangsung di Suriah.
BACA JUGA:Ini Warisan Budaya Bengkulu, Tradisi yang Masih Hidup dan Bermakna di Tengah Masyarakat
BACA JUGA:Gunung Emas 53 Juta Ton di Kalimantan: Penipuan yang Mengguncang Dunia
Sementara itu, Rusia, yang selama ini menjadi pendukung setia rezim Assad sejak intervensinya pada tahun 2015, menyatakan memberikan bantuan terhadap situasi di Suriah. Kementerian Luar Negeri Rusia mendesak semua pihak yang terlibat untuk menghindari kekerasan dan mencari solusi politik dalam menyelesaikan masalah pemerintahan Suriah.
Rusia juga berupaya untuk memastikan keselamatan warga negara Rusia di Suriah. Kedutaan Besar Rusia di Damaskus mengonfirmasi bahwa staf mereka dalam keadaan aman, meskipun dua fasilitas militer Rusia di Suriah telah ditempatkan dalam keadaan siaga tinggi.
BACA JUGA:Cuaca Ekstrem, Warga Diminta Waspadai Pohon Rawan Tumbang
BACA JUGA:Ngawi Jadi Destinasi Wisata Populer, Ini 3 Tempat Hits yang Wajib Dikunjungi di 2024
Salah satu fasilitas penting Rusia di Suriah adalah pangkalan udara Hmeimim di Provinsi Latakia, yang sebelumnya digunakan untuk serangan udara terhadap pemberontak. Rusia juga memiliki fasilitas angkatan laut di Tartous, yang menjadi pusat perbaikan dan pengisian ulang Rusia di kawasan Mediterania. Hilangnya fasilitas tersebut akan berdampak besar terhadap kemampuan Rusia untuk memproyeksikan kekuatan di Timur Tengah dan Afrika, menurut analis militer.
Meskipun Rusia memperkecil risiko terhadap fasilitas-fasilitas tersebut, beberapa pihak memperingatkan bahwa mereka kini berada dalam situasi yang berbahaya***