Makin Menyedihkan! Sriwijaya FC di Ambang Degradasi
MEROSOT: Terjerat masalah dana dan prestasi yang kian merosot, Laskar Wong Kito berada di zona degradasi Liga 2. Foto: dok/sumeks--
REL, Palembang – Sriwijaya FC, klub kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan, kini menghadapi krisis besar yang mengancam eksistensinya di dunia sepak bola.
Terjerat masalah dana dan prestasi yang kian merosot, Laskar Wong Kito berada di zona degradasi Liga 2.
Belum cukup dengan ancaman turun kasta ke Liga 3, manajemen Sriwijaya FC juga terjerat masalah finansial yang membuat gaji dan down payment (DP) para pemain serta staf tertunggak selama tiga bulan.
"Kami tidak punya dana untuk memenuhi kewajiban tersebut," ujar manajemen Sriwijaya FC, menegaskan bahwa solusi masih terus dicari.
Kondisi ini memicu aksi protes keras dari para suporter setia. Tiga kelompok pendukung utama, yakni Sriwijaya Mania (S-Man), Ultras Palembang, dan Singa Mania, mendatangi Sekretariat Sriwijaya FC di PS Mall, Rabu (11/12/2024).
Para suporter menuntut manajemen segera melunasi gaji pemain, memberikan transparansi pendapatan dari sponsor, dan melakukan pembenahan total.
Ketua Harian Singa Mania, Muhammad Rocky, menegaskan bahwa tuntutan ini demi menyelamatkan klub dari kehancuran.
"Kami ingin manajemen bertindak tegas, segera menyelesaikan masalah ini, dan menyusun strategi transfer yang matang untuk menghadapi jendela transfer Liga 2," ujarnya.
Pemerintah Provinsi Sumsel, yang selama ini menjadi harapan manajemen, juga tak mampu memberikan bantuan keuangan langsung.
"Sriwijaya FC bukan bagian dari organisasi perangkat daerah (OPD). Bantuan hanya bisa diberikan dalam bentuk hibah atau dukungan fasilitas," kata Pj Gubernur Sumsel, Elen Setiadi.
Meski demikian, Pemprov tetap memberikan fasilitas berupa penggunaan Jakabaring Sport City (JSC) sebagai tempat latihan dan pertandingan.
Manajemen Sriwijaya FC mencoba mencari jalan keluar melalui skema crowdfunding dan Initial Public Offering (IPO).
Proyek ini direncanakan mulai dikenalkan pada November lalu dan dibuka secara resmi pada Desember.
Namun, realisasi keputusan ini masih menunggu hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).