Empat Lawang Bangun 57 Tower untuk Atasi Blank Spot Sinyal
REL, BACAKORAN.CO – Kabupaten Empat Lawang, yang terletak di Provinsi Sumatera Selatan, masih menghadapi masalah serius terkait blank spot atau wilayah yang tidak terjangkau sinyal telekomunikasi.
Masalah ini telah lama menjadi keluhan para siswa dan wali murid, terutama dalam proses belajar mengajar daring yang meningkat sejak pandemi COVID-19.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Pemerintah Kabupaten Empat Lawang mendapatkan bantuan berupa pembangunan tower penangkap sinyal dari Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Kepala Dinas Kominfo Empat Lawang, H. Azhari, melalui Kepala Bidang Aplikasi Informatika dan Telematika, Sarni, SH, mengonfirmasi adanya bantuan tersebut. Menurut Sarni, sebanyak 57 lokasi telah disiapkan untuk pembangunan tower ini.
BACA JUGA:Harga Kopi di Empat Lawang Alami Penurunan
BACA JUGA:Ibu Tiga Anak yang Curi Kambing di Empat Lawang Dibebaskan Melalui Restorative Justice
"Bantuan ini mencakup sekolah-sekolah dan puskesmas di wilayah yang telah disurvei dan dipastikan tidak memiliki sinyal," jelas Sarni.
Lokasi-lokasi tersebut tersebar di 10 kecamatan di Kabupaten Empat Lawang, seperti Kecamatan Saling, yang mencakup SD 1 dan SD 2 Saling. Selain itu, bantuan juga akan diberikan kepada beberapa SMP dan puskesmas di kecamatan lainnya.
Proyek pembangunan tower ini merupakan upaya konkret pemerintah dalam memberikan solusi terhadap masalah blank spot yang selama ini dikeluhkan oleh masyarakat dan wali murid.
Keberadaan sinyal yang stabil dan kuat sangat penting untuk mendukung kegiatan belajar mengajar, terutama dalam situasi pandemi yang mengharuskan banyak kegiatan dilakukan secara daring.
BACA JUGA:Harga Bahan Pokok di Empat Lawang Terpantau Normal
BACA JUGA:Pj Bupati Empat Lawang Ajak Warga Nonton Bareng Pertandingan Timnas Indonesia vs Timor Leste
Selain itu, peningkatan akses telekomunikasi juga diharapkan dapat mendukung pelayanan kesehatan di puskesmas-puskesmas yang terlibat dalam program ini.
Dengan adanya sinyal yang memadai, diharapkan komunikasi antara petugas kesehatan dan masyarakat dapat berjalan lebih lancar, serta akses informasi kesehatan dapat lebih mudah didapatkan oleh masyarakat di daerah terpencil.