Kepemimpinan Airlangga di Golkar mendapat kepercayaan yang luas dari kader partai, sehingga pada Musyawarah Nasional (Munas) X tahun 2019, ia kembali terpilih sebagai Ketua Umum untuk periode 2019-2024.
Selain di Partai Golkar, Airlangga juga memiliki peran penting di pemerintahan. Pada periode pertama pemerintahan Presiden Joko Widodo (2014-2019), Airlangga diangkat menjadi Menteri Perindustrian, sebuah posisi yang ia emban dengan penuh dedikasi dari tahun 2016 hingga 2019.
Dalam peran tersebut, ia fokus pada pengembangan industri nasional dan mendorong investasi di sektor manufaktur. Pada periode kedua pemerintahan Jokowi, ia dipercaya sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, di mana ia bertanggung jawab atas koordinasi berbagai kebijakan ekonomi nasional, termasuk penanganan dampak ekonomi dari pandemi COVID-19.
Kini, setelah menjalani berbagai peran penting di partai dan pemerintahan, Airlangga memutuskan untuk mundur dari kursi Ketua Umum Golkar.
Dalam pernyataan pengunduran dirinya, Airlangga tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada sejumlah tokoh penting yang telah mendukungnya selama ini. Ia menyampaikan apresiasi khusus kepada Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin, serta kepada presiden dan wakil presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
"Secara khusus saya ingin berterima kasih kepada Bapak Presiden Joko Widodo dan Bapak Wapres KH Ma'ruf Amin. Demikian pula terima kasih saya sampaikan kepada presiden terpilih Bapak Prabowo Subianto dan wapres terpilih Mas Gibran Rakabuming Raka," ujar Airlangga dalam video pernyataannya.
BACA JUGA:Ksatria Airlangga
BACA JUGA:Partai Golkar Berkuasa, Airlangga: Kuasai 18 Persen Kursi DPR
Pengunduran diri Airlangga Hartarto ini menjadi momen penting dalam sejarah Partai Golkar. Langkah ini diambil tidak hanya untuk menjaga stabilitas partai, tetapi juga untuk memastikan transisi kepemimpinan di partai dan pemerintahan berjalan dengan lancar.
Dengan mundurnya Airlangga, perhatian kini tertuju pada siapa yang akan melanjutkan kepemimpinan di Partai Golkar dan bagaimana partai ini akan berperan dalam peta politik nasional ke depan.*