Tanda sesak napas karena asma biasanya muncul setelah terpapar hal yang memicu penyebab asma, seperti asap rokok, debu, dan bulu binatang.
2. Batuk
Gejala lain yang juga khas dari penyakit asma adalah batuk keras yang terus-menerus. Batuk asma dapat berupa batuk kering maupun berdahak.
Batuk yang jadi ciri-ciri penyakit asma muncul karena saluran udara (bronkus) membengkak dan menyempit sehingga paru-paru tidak mendapat cukup oksigen.
Gejala penyakit asma ini bisa juga kumat pada malam hari sehingga membuat penderitanya sulit tidur nyenyak dan sering terbangun sepanjang malam.
Umumnya, batuk karena asma cenderung semakin parah setelah beraktivitas. Kondisi ini membuat penderita asma membutuhkan lebih banyak obat untuk meredakannya.
3. Mengi
Batuk asma seringnya juga disertai dengan mengi. Mengi adalah suara seperti siulan lirih atau bunyi “ngik-ngik” yang terdengar tiap kali Anda bernapas.
Suara mengi umumnya akan semakin keras saat Anda mengembuskan atau menghirup napas. Hal ini juga sering terjadi sebelum atau saat tidur.
Mengi adalah satu dari sekian gejala penyakit asma yang dapat dikenali. Batuk kering kronis yang tidak disertai mengi mungkin menandakan Anda mengalami jenis lain batuk asma.
Namun, mengi tidak selalu berarti Anda memiliki asma. Mengi dapat pula menjadi gejala dari masalah kesehatan paru lainnya, seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), bronkitis, dan pneumonia.
4. Dada terasa sesak
Saluran udara (bronkus) Anda diselubungi oleh serabut otot. Peradangan akibat asma dapat membuat otot-otot tersebut kaku atau tegang yang membuat dada terasa sesak tertekan.
Gejala asma ini dapat membuat Anda semakin sulit bernapas dan merasa sakit setiap kali akan mengambil napas. Dada Anda mungkin terasa seperti ditekan atau ditindih dengan benda berat.
Sebuah penelitian yang dimuat dalam Postgraduate Medical Journal melaporkan sekitar 76% pengidap asma mengalami rasa sakit yang tajam menusuk di dadanya.
Sayangnya, nyeri dada dikenal sebagai gejala yang subjektif. Artinya, gejala ini tidak bisa diukur pasti oleh dokter mengingat kemampuan orang menahan sakit berbeda-beda.