REL,EMPATLAWANG.BACAKORAN.CO.ID - Bangka Belitung, dua pulau besar di Indonesia, telah dikenal dunia sejak lama sebagai salah satu produsen timah terbesar.
Kekayaan sumber daya alam di wilayah ini telah menjadi pusat perhatian, baik oleh bangsa-bangsa kolonial maupun oleh pemerintah Indonesia pasca-kemerdekaan.
Kisah panjang tambang timah di Bangka Belitung mencerminkan peran penting sumber daya ini dalam perekonomian lokal dan nasional.
BACA JUGA:3 Ratu Tambang Timah di Bangka Belitung: Raja-Raja Sumber Daya Alam
BACA JUGA:Pekebun Sawit Dapat Perlindungan Jaminan Sosial
Awal Penambangan Timah di Era Kolonial
Sejarah tambang timah di Bangka Belitung dimulai sejak abad ke-18, ketika Belanda menguasai sebagian besar wilayah Nusantara.
Pada tahun 1709, VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) menemukan potensi timah di Pulau Bangka, yang kemudian memulai eksploitasi besar-besaran.
Pada masa itu, teknik penambangan masih sangat tradisional dengan menggunakan tenaga manusia dan alat-alat sederhana.
Penemuan timah di Bangka segera menarik minat kolonial karena logam ini sangat dibutuhkan untuk berbagai keperluan, terutama dalam industri.
Pada tahun 1812, Inggris, yang sempat mengambil alih wilayah Bangka dari Belanda, mulai meningkatkan eksploitasi tambang timah.
Namun, setelah kembalinya kekuasaan Belanda pada 1816, industri timah di Bangka berkembang semakin pesat dengan dukungan teknologi yang lebih maju.
BACA JUGA:Salah Pertimbangkan Ikuti Jejak Sadio Mane?
BACA JUGA:Dugaan Korupsi Dana Korpri, Terdakwa Bambang Merasa Dijebak
Perkembangan Tambang di Era Kolonial Belanda