REL, Palembang – Film Dulmuluk-Dulmalik tak hanya menghibur, tetapi juga menyajikan pesan edukatif yang kuat, terutama dalam upaya mencegah kasus perundungan atau bullying, khususnya bagi remaja di Sumatera Selatan.
Film yang menggabungkan genre horor dan komedi ini, telah menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat sejak tayang di bioskop pada 12 September 2024.
Salah satu pemeran utama, Nabila yang berperan sebagai Shella, menyampaikan bahwa film ini tidak hanya fokus pada hiburan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai positif.
“Unsur edukasi dalam film ini menyajikan bahaya bullying, apalagi baru-baru ini isu perundungan sedang hangat dibicarakan, terutama di kalangan remaja Palembang,” ujar Nabila saat diwawancarai di Palembang, Selasa (17/9/2024).
BACA JUGA:Dukung Kegiatan Majukan Sektor Pariwisata Sumsel
BACA JUGA:Legenda Aston Villa, Gary Shaw Tutup Usia
Film Dulmuluk-Dulmalik juga mempromosikan bahasa daerah, khususnya bahasa Palembang dan Pagaralam, serta menampilkan kekayaan destinasi wisata di Sumatera Selatan.
Hal ini menjadi daya tarik tersendiri, karena film ini merupakan salah satu film nasional pertama yang menggunakan bahasa daerah Palembang secara dominan.
Pemeran film ini juga diisi oleh deretan aktor dan aktris ternama, seperti Anwar Fuadi yang memang berasal dari Palembang, Meriam Belina, dan Roy Marten.
Penjabat Gubernur Sumatera Utara, Agus Fathoni, yang sebelumnya menjabat sebagai Penjabat Gubernur Sumatera Selatan, juga turut tampil dalam film ini, menambah kesan istimewa.
Film ini tidak hanya mendapat respon positif dari penonton, tetapi juga menjadi tren di media sosial dengan tagar #DulmulukDulmalik yang ramai dibicarakan. Kehadiran film ini diharapkan bisa menjadi wadah untuk melestarikan budaya lokal sekaligus memberikan edukasi mengenai bahaya perundungan.
Pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Palembang, Fitri-Nandriani, turut mendukung film ini dengan mengadakan acara nonton bareng.
Nandriani menyatakan kekagumannya terhadap film yang mampu melestarikan budaya lokal Pagaralam dan Palembang.
“Film ini luar biasa sekali, mengangkat budaya lokal dan bahasa daerah. Saya mengajak semua keluarga untuk menonton,” ujarnya.
Fitri, dalam kesempatan yang sama, menambahkan bahwa film ini sangat menghibur dan memberikan suasana baru.