BACA JUGA:Enzo Maresca Sindir Erik ten Hag?
Mereka kadang kesulitan menemukan sumber suara bahaya tersebut dan terkadang terjebak dalam perangkap yang diatur oleh gerilyawan Republik.
Salah satu contoh keberhasilan sistem geplak terjadi dalam pertempuran di Banaran, Wonosobo.
Sebuah kesatuan besar pasukan Belanda, juga dikenal sebagai pasukan KL (Korps Leger), menyerbu desa Banaran yang diduga berpihak kepada TNI.
Dengan sistem geplak, pasukan TNI mampu mengatur pertahanan mereka dengan baik, mengambil posisi yang lebih tinggi di bukit-bukit sekitar pertigaan Banaran.
Ketika pasukan Belanda tiba di lokasi, mereka langsung menjadi target serangan tiba-tiba dari para gerilyawan Republik yang bersembunyi di posisi yang lebih tinggi.
BACA JUGA:Kepergok Patroli Polisi Beli Rokok di Warung Pakai Upal
BACA JUGA:IRT Ini Diimingi Keuntungan via Telegram, Nyatanya Ketipu
Dalam waktu singkat, pertahanan pasukan Belanda runtuh dan mereka terpaksa mundur dengan banyak korban tewas dan luka-luka.
Perang kemerdekaan memang menghadirkan berbagai kisah menarik dan penuh pengorbanan.
Kode bahaya dan isyarat yang diciptakan oleh rakyat Indonesia saat itu merupakan bukti kecerdikan dan semangat juang dalam melindungi kemerdekaan.
Meskipun metode-metode tersebut mungkin terlihat sederhana, mereka berhasil mengelabui tentara Belanda dan memberikan keuntungan taktis bagi gerilyawan Republik.
Keberanian dan kecerdikan rakyat Indonesia dalam menghadapi musuh sangatlah menginspirasi dan patut dihargai dalam sejarah perjuangan kemerdekaan. (*)