Perkembangan Emosi Anak Usia 6-9 Tahun, Bagaimana Tahapnya?

Minggu 29 Sep 2024 - 21:22 WIB
Reporter : Adi Candra
Editor : Mael

Dengan mengakui kemarahan anak, Anda menunjukkan bahwa perasaannya sah dan diperhatikan.

Setelah itu, arahkan anak agar berpikir tentang solusi untuk membantu ia belajar mengelola emosi dan menyelesaikan masalah secara konstruktif.

Contoh:

 “Aku lihat kamu sangat marah karena adikmu mengambil mainanmu tanpa izin. Marah itu wajar, tapi mari kita coba cara yang baik untuk mengatasi perasaan ini. Apa yang bisa kita lakukan supaya kamu merasa lebih baik? Mungkin kita bisa bicarakan ini dengan adikmu atau mencari cara lain untuk bermain.”

2. Ketika anak sedih

Mengakui kesedihan anak dan menawarkan solusi bisa membantu ia merasa didukung dan mengalihkan perhatian dari rasa kecewa.

Contoh:

“Aku tahu kamu sangat sedih karena tidak bisa ikut pergi ke taman bermain. Itu memang membuatmu merasa kecewa. Tapi kita bisa mencari hal menyenangkan lainnya yang bisa kita lakukan di rumah. Apa yang kamu suka lakukan ketika di rumah?”

3. Ketika anak frustrasi

Dengan menawarkan bantuan dan memahami frustrasi yang dirasakan, Anda membantu anak merasa didukung dan memberinya cara untuk mengatasi tantangan.

Contoh:

“Aku melihat kamu merasa frustrasi karena tidak bisa menyelesaikan puzzle ini. Terkadang memang butuh waktu dan usaha. Mari kita coba bersama-sama, dan jika perlu, kita bisa berhenti sejenak dan mencobanya lagi nanti.”

4. Ketika anak takut

Dengan mengecek situasi bersama dan memberikan solusi saat anak takut, Anda membantunya merasa aman dan memahami bahwa ketakutannya bisa dikelola.

Contoh:

 “Aku tahu kamu merasa takut karena ada suara aneh di luar. Itu bisa membuat kita merasa tidak nyaman. Mari kita periksa bersama untuk memastikan semuanya aman, dan kalau kamu ingin, kamu bisa tidur dengan lampu malam menyala.”

Kategori :