Perkembangan Emosi Anak Usia 6-9 Tahun, Bagaimana Tahapnya?

Minggu 29 Sep 2024 - 21:22 WIB
Reporter : Adi Candra
Editor : Mael

5. Ketika anak bingung

Memberikan bantuan dan penjelasan yang jelas membantu anak merasa lebih percaya diri dan memahami materi yang sulit.

Contoh:

 “Kamu tampaknya bingung dengan tugas matematika ini. Tidak apa-apa, ayo kita lihat bersama-sama bagian mana yang sulit. Kita bisa bekerja pelan-pelan sampai kamu paham.”

6. Ketika anak gembira

Mengakui dan merayakan kegembiraan anak memperkuat perasaan positif anak dan memberinya dorongan untuk terus berusaha.

Contoh:

“Wow, kamu kelihatan sangat bahagia setelah mendapatkan bintang emas di sekolah! Apa yang membuatmu merasa begitu senang hari ini? Ceritakan lebih banyak tentang pencapaianmu!”

7. Ketika anak kecewa

Mengakui perasaan kecewa dan membantu anak melihat sisi positifnya mengajarkan ia cara mengatasi kekecewaan dengan sikap yang lebih positif.

Contoh:

 “Aku lihat kamu kecewa karena tidak mendapatkan hadiah yang kamu inginkan. Kadang kita tidak selalu mendapatkan apa yang kita harapkan, tapi kita masih bisa bersenang-senang dengan apa yang kita punya. Apa yang bisa kita lakukan untuk membuat hari ini lebih baik?”

Dalam setiap situasi, penting untuk menggunakan bahasa yang sederhana, menunjukkan empati, dan membantu anak merasa didukung serta diarahkan untuk mengelola emosinya dengan cara yang sehat dan positif.

Peran dan dukungan yang tepat dari orangtua, termasuk dengan meningkatkan kecerdasan emosional sejak dini, akan membantu membentuk perkembangan emosi anak di masa tumbuh kembangnya, termasuk di usia 6-9 tahun.

Kesimpulan

Perkembangan emosi termasuk aspek penting dalam proses tumbuh kembang anak, termasuk pada usia anak 6-9 tahun.

Kategori :