Hadiah Ritual Pengasingan Ini Unik, Banyak Yang Minat, Pemuda Bebas "Menikmati"
REL, BACAKORAN.CO - Pakistan memiliki beragam tradisi budaya yang sangat kental dengan sejarah dan adat istiadat.
Salah satu tradisi yang menimbulkan banyak perhatian dan kontroversi adalah tradisi unik di Festival Kalas. Diadakan di wilayah pegunungan Kalash, yang terletak di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, festival ini dikenal bukan hanya karena kemeriahan dan keindahan budayanya, tetapi juga karena ritual-ritual yang dianggap luar biasa bagi sebagian besar masyarakat modern.
Salah satu tradisi yang paling menarik perhatian adalah kebebasan yang diberikan kepada pemuda setempat untuk "menikmati" wanita yang mereka inginkan setelah menjalani proses pengasingan di pegunungan.
Tradisi ini hanya berlaku selama festival berlangsung, dan memiliki akar sejarah yang panjang dalam budaya lokal masyarakat Kalash, salah satu kelompok etnis minoritas di Pakistan.
Ritual Pengasingan di Pegunungan
Sebelum seorang pemuda dapat mengikuti tradisi ini, ia harus melalui serangkaian ujian dan ritual yang dianggap sebagai bukti kedewasaan dan ketangguhannya.
Salah satu ujian utama yang harus dilewati adalah pengasingan di pegunungan selama musim panas. Dalam periode pengasingan ini, para pemuda diharuskan hidup terpisah dari komunitasnya dan bertahan hidup hanya dengan mengonsumsi susu dan daging kambing.
Proses pengasingan ini dianggap sebagai ujian ketahanan fisik dan mental. Bagi masyarakat Kalash, pemuda yang berhasil melewati masa pengasingan tanpa gangguan dan kembali dengan selamat ke desa adalah simbol keberanian dan kedewasaan. Setelah mereka kembali, mereka dianggap layak untuk mengikuti bagian selanjutnya dari ritual yang penuh kontroversi ini.
BACA JUGA:Jaga Keutuhan Ketentraman Jelang Pilkada
BACA JUGA:2025, 51 Desa Dipastikan Ikut Pilkades
Kebebasan untuk Memilih Pasangan
Setelah masa pengasingan selesai, tradisi di Festival Kalas memperbolehkan para pemuda untuk menikmati "hak istimewa" berupa kebebasan memilih wanita mana saja yang mereka inginkan, baik itu seorang gadis muda atau bahkan wanita yang sudah bersuami. Ritual ini berlangsung selama 24 jam dan dianggap sebagai hak bagi para pemuda yang telah berhasil melewati masa pengasingan di pegunungan.
Tradisi ini, meskipun dianggap sebagai bagian dari budaya lokal, memicu banyak perdebatan di kalangan masyarakat modern. Banyak yang mempertanyakan nilai moral dari ritual tersebut, terutama dalam konteks hubungan antara pria dan wanita. Namun, bagi masyarakat Kalash, tradisi ini bukan sekadar tentang pemenuhan hasrat fisik, melainkan bagian dari sistem sosial yang sudah ada selama berabad-abad.
Kontroversi dan Kritik