Azwar menekankan bahwa sosialisasi yang masif harus dilakukan terlebih dahulu, terutama karena kebijakan ini menyasar masyarakat menengah ke bawah yang tidak semuanya melek teknologi. Ia juga menyarankan agar Pertamina meninjau ulang kebijakan ini dan mencari solusi yang lebih mudah diakses oleh semua kalangan.
BACA JUGA:Penyelundupan BBM Olahan dari Muba ke Lahat Terbongkar, Tersangka Ditangkap Saat Pengiriman
BACA JUGA:Pemerintah Akan Atur Pembelian BBM Subsidi, Kriteria Kendaraan Ditentukan 1 September 2024
Harapan ke Depan
Meski menghadapi tantangan, beberapa pengendara menyambut baik penggunaan sistem digital seperti MyPertamina. Mereka berpendapat bahwa kebijakan ini akan mempermudah pendistribusian subsidi BBM dan memastikan bahwa subsidi tersebut tepat sasaran. Pengendara lain yang berhasil mendaftar mengaku tidak mengalami kesulitan dan menyelesaikan proses hanya dalam 15 menit.
Ke depan, diharapkan pemerintah dan Pertamina dapat memperbaiki sistem dan memperluas sosialisasi agar masyarakat lebih siap menghadapi perubahan ini. Dengan persiapan yang matang dan pendekatan inklusif, kebijakan ini dapat berjalan lancar tanpa menyulitkan masyarakat yang berhak mendapatkan subsidi BBM.
BACA JUGA:Polres Lahat Gelar Penertiban Gudang BBM Ilegal
BACA JUGA:Pertalite dan Solar Bakal Dibatasi dari Subsidi BBM
Kesimpulan
Penerapan kode QR dalam pembelian BBM bersubsidi merupakan langkah yang dilakukan untuk memastikan subsidi tepat sasaran. Namun, tanpa persiapan dan sosialisasi yang matang, kebijakan ini berpotensi menyulitkan masyarakat, terutama mereka yang belum familiar dengan teknologi digital. Pemerintah dan Pertamina diharapkan dapat meninjau ulang kebijakan ini dan memberikan solusi yang lebih mudah diakses oleh semua kalangan.(*)