RAKYATEMPATLAWANG – Kekerasan oleh geng kriminal di Haiti kembali merenggut banyak korban jiwa. Pada Kamis (3/10/2024).
geng kriminal Gran Grif melancarkan serangan brutal di Kota Pont Sonde, Haiti tengah.
Serangan ini menewaskan 70 orang, termasuk tiga bayi dan 10 perempuan, seperti dilaporkan oleh Kantor Hak Asasi Manusia PBB pada Jumat (4/10/2024).
Geng yang menggunakan senapan otomatis tersebut juga membakar 45 rumah dan 34 kendaraan, memaksa ribuan warga mengungsi.
BACA JUGA:Konsumsi Garam Berlebihan Dapat Memicu Berbagai Penyakit, Benarkah?
BACA JUGA:Video Seks Inses Ibu dan Anak di Kuningan Ternyata Hendak Dijual
BACA JUGA:Agoda Rilis 5 Destinasi Wisata Kuliner Terbaik di Asia
Departemen Artibonite, pusat pertanian di utara Port-au-Prince, telah lama menjadi sasaran kekerasan geng yang semakin memburuk di negara tersebut.
Pemerintah Haiti, melalui Kementerian Kesehatan, menyatakan sedang berupaya memberikan bantuan medis kepada korban, meski mengalami kesulitan karena kondisi keamanan yang memburuk.
Perdana Menteri Haiti, Garry Conille, menyatakan belasungkawa dan menegaskan bahwa pemerintah akan meningkatkan respons terhadap kejahatan ini, yang ia sebut sebagai "serangan terhadap seluruh bangsa Haiti."
BACA JUGA:Kementerian PUPR Ungkap Pagu Anggaran Infrastruktur Selama 10 Tahun Pemerintahan Jokowi
BACA JUGA:Kasus Bullying di SMPN 8 Depok, DP3AP2KB Fokus pada Pemulihan Psikologis Korban
BACA JUGA:Digitalisasi Sastra Tak Geser Mading Konvensional di SMKN 1 Batang
Organisasi Migrasi Internasional melaporkan bahwa lebih dari 6.000 orang telah mengungsi akibat kekerasan yang meningkat di wilayah tersebut.
Geng Gran Grif, salah satu geng terkuat di Artibonite, dipimpin oleh Luckson Elan, yang baru-baru ini dikenai sanksi oleh Amerika Serikat karena pelanggaran hak asasi manusia. (*)