Gempa bumi paling mematikan kedua terjadi di Tiongkok pada 1976, yang merenggut sekitar 655.000 nyawa.
BACA JUGA:Jamu, Ramuan Herbal Khas Indonesia yang Mendunia
BACA JUGA:Peringatan Akio Toyoda: Mobil Listrik Murni Ancam Pekerjaan Jutaan di Industri Otomotif Jepang
Namun, mengingat jumlah penduduk dunia yang jauh lebih sedikit pada abad ke-16, kematian yang terjadi pada 23 Januari 1556 menjadi sangat luar biasa.
Mengapa Ini Penting?
Gempa bumi Shaanxi bukan hanya bencana alam biasa, tetapi juga menjadi simbol dari betapa rentannya umat manusia terhadap bencana alam besar.
Meskipun teknologi dan infrastruktur saat ini lebih maju, jumlah korban tewas akibat bencana alam tetap menjadi perhatian besar.
BACA JUGA:Keluhan Pedagang Buah di Empat Lawang, Rugi Ratusan Juta Akibat Listrik Byarpet
BACA JUGA:Lezat dan Menggugah Selera! Mengenal 10 Makanan Tradisional Sumatera Barat yang Wajib Dicoba
Kejadian seperti ini mengingatkan kita akan pentingnya upaya mitigasi bencana dan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana alam besar.
Gempa bumi Shaanxi pada 1556 tetap menjadi tragedi yang mengerikan, mencatatkan hari paling mematikan dalam sejarah manusia yang tak terlupakan. (*)