RAKYATEMPATLAWANG – Pohon beringin, yang dikenal dengan nama latin Ficus benjamina, sering kali dianggap sakral dan dipenuhi mitos di masyarakat Indonesia.
Banyak yang percaya bahwa pohon ini adalah tempat bagi makhluk metafisik, termasuk hantu dan pusaka.
Dalam sebuah diskusi di Madiun, anggota Jaringan Kebudayaan Madiun, Yohanes Ragil, menjelaskan bahwa pohon ini tumbuh dengan baik di berbagai kondisi lingkungan, termasuk hutan tropis dan dataran tinggi hingga 600 MDPL.
Karakteristik Pohon Beringin
BACA JUGA:Kabar Baik! Keberlanjutan Magang Merdeka Ditegaskan oleh Menteri Diktisaintek dengan Pembenahan Baru
BACA JUGA:Mie Chili Oil Versi UMKM: Pedasnya Menggoda dengan Harga Mulai Rp 5.000!
Pohon beringin dapat tumbuh hingga 25 meter dengan diameter mencapai 2 meter. Akar beringin memiliki kemampuan unik untuk menembus lapisan air tanah dangkal, yang berkontribusi pada kelestarian sumber air dan pencegahan erosi.
Selain fungsinya dalam ekologi, pohon ini juga banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias dan bonsai.
Mitos dan Kearifan Lokal
Di kalangan masyarakat Jawa, pohon beringin dianggap sebagai simbol kekuatan magis. Mitos yang berkembang seringkali melibatkan kepercayaan akan keberadaan makhluk gaib di sekitarnya.
BACA JUGA:Tragedi di Cibinong: Istri Bunuh Suami karena Masakan Mie Kurang Matang
BACA JUGA:TOP 3 Mie Ayam Goreng di Jogja: Sajian Lezat dan Unik yang Tak Boleh Terlewatkan!
Menurut Ragil, banyak penduduk yang masih meletakkan sesaji di bawah pohon ini sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur.
Mitos-mitos ini juga berfungsi untuk melestarikan kearifan lokal, mengingatkan generasi muda akan pentingnya menjaga lingkungan.
Perbedaan dengan Pohon Sepreh