Namun, bukan berarti Anda harus memaksakan untuk segera hamil anak kedua atau seterusnya sebelum berusia 35 tahun.
Ingat, hamil dengan jarak terlalu dekat juga membuat kehamilan lebih berisiko. Seperti halnya hamil di usia tua, hamil terlalu muda juga meningkatkan risiko masalah kesehatan.
4. Kesiapan mental
Selain materi, menjadi orang tua juga butuh persiapan mental. Jika istri Anda sempat mengalami depresi postpartum, lakukan pertimbangan yang matang sebelum mengusahakan momongan kedua.
Membesarkan buah hati memang tugas ibu dan ayah, tetapi fase hamil dan melahirkan akan lebih melelahkan bagi ibu.
Oleh karena itu, jangan pernah menganggap sepele masalah kesehatan yang dialami wanita saat hamil atau melahirkan.
5. Kondisi anak pertama
Saat merencanakan anak kedua atau seterusnya, jangan lupa untuk memberitahukannya kepada anak pertama.
Meski tak membantu secara langsung, kesiapan keturunan pertama Anda untuk menjadi kakak akan memudahkan kehamilan.
Jangan lupa untuk tetap memberikan perhatian penuh kepadanya. Pasalnya, perasaan terabaikan saat masih kecil mungkin menimbulkan trauma dan memengaruhi kepribadiannya saat dewasa.
Dengan segala pertimbangannya, keputusan dalam menentukan jumlah momongan tetap ada di tangan Anda dan pasangan.
Pada dasarnya, pertumbuhan anak-anak bisa lebih terjamin jika mereka memiliki orang tua yang siap secara mental dan finansial.
Kesimpulan
BKKBN dan sebuah penelitian di Eropa menyebutkan bahwa dua anak dianggap cukup dalam sebuah keluarga. Meski begitu, keputusan akhirnya tetap ada pada Anda. Sebelum memutuskan untuk mengikuti program hamil, pertimbangkan kondisi ekonomi, kesehatan ibu, kesiapan mental, dan kondisi momongan pertama Anda. (*)