Titik Pulang

Minggu 10 Nov 2024 - 22:21 WIB
Reporter : Riski
Editor : Riski

Berpikir kritis bagaimana yang sebenarnya guru inginkan? Manakala siswa telah belajar materi yang akan diajarkan secara tuntas, juga dua tingkat materi di atasnya. Juga mampu menghubungkan materi pengetahuan itu. Saat itu terjadi namun masih ada yang miss (bukan cwk yg kita bicarakan), dia bertanya. Ini kasus pertama. Kasus kedua, belum belajar, belum mambaca apa-apa, banyak bertanya. Padahal yang ditanyakan ada di kalimat selanjutnya, bahkan kata selanjutnya. Bertanya untuk mengisi waktu. Bertanya agar dianggap hebat, bertanya agar mendapat perhatian. Bertanya semata ingin menyanggah personal. Kasus pertama gampang diatasi. Eh tidak juga! Bila guru tidak siap. Kasus dua juga mudah diatasi. Eh tidak juga, belum tentu gurunya baca juga, atau gurunya telah punya pengalaman terkait itu. Jadi bagaimana solusi meningkatkan berpikir kritis? Ini bahasan "deep mind". Tidak cukup satu dua jam di kelas atau di diskusi. Sebagai mana meme, jika dua bestie berkumpul, sleep over, maka itulah saat paling tepat untuk deep talk membahas isu deep mind. Dari sejarah nabi adam, bagaimana komunikasi kabel bawah laut mengubah dunia, dapatkah AI mengendalikan dunia, kenapa jagung tongkolnya tumbuh di ketiak daun, bisakah anjing kompleks menjadi Godzilla, kenapa penting seorang ibu harus sarjana, eh kacamata bu wamen bagus. Topik juga bisa sampai "mengapa mata laki2 selalu tertarik dengan hati perempuan, sehingga selalu mengarah ke bagian itu?" Tidak ada yang akan membatasi topiknya. 

Achmad Faisol 

cerita tentang pertanyaan bani israil pun disalahpahami orang banyak ustadz... bani israil itu bertanya mengejek, bukan karena rasa ingin tahu... wong orang mati, ingin diketahui siapa pembunuhnya, kok disuruh menyembelih sapi... maka, muncul kaidah dalam bertanya, "jangan mempertanyakan hal yang jawabannya akan menyulitkan diri sendiri..." contoh: ada lomba yang panitianya tidak mensyaratkan surat rekomendasi sekolah, baik di brosur maupun juknis... eee pas technical meeting, saat sesi tanya-jawab, ada orang tua yang malah bertanya, "saat registrasi lomba harus bawa surat rekomendasi sekolah, kak...? juga wajib bawa kartu pelajar...?" panitia jadi punya ide baru sehingga menjawab, "ya, harus bawa surat rekomendasi sekolah dan kartu pelajar..." ini pertanyaan yang ga perlu ditanyakan... 

Mora Edu Indonesia 

BACA JUGA:Misteri Cara Pembangunan Piramida Mesir Terkuak

BACA JUGA:Bank BRI Tawarkan Berbagai Pilihan Kredit Kendaraan Bermotor dengan Suku Bunga Kompetitif

Anak-anak tidak mau bertanya bukan mulai dari SD, tp mereka sudah dibungkam oleh orang tuanya dari mereka kecil. Orang tua sering terganggu dengan pertanyaan anak kecil hanya karena pertanyaanya aneh , padahal yg mereka tanya sebatas apa bedanya IGD & UGD? dan orang tua tidak tahu mau jawab apa. Kekuasaan yg tirani memang bisa membungkam siapa saja, kecuali Rocky Gerung. 

Laely Awwaly 

Sepertinya kita lebih suka jadi penikmat bukan pembuat,, kurang lebihnya kayak gitu,, kan enak tidak harus capek, mungkin ini yang dimaksud,,, kayaknya begitu aja kog susah,,,,,,, makan mangga tidak harus punya pohon mangga,,, tul kan,,,, heee hreee,,, 

Jokosp Sp 

Di antara yang paling konsisten adalah yang punya Disway. Kalau berfoto pasti nyarinya yang muda yang cantik, belum lihat bersama dengan yang tua sampai diapit. Karena yang cantik tua tidak mau dengan pria tua, mesti carinya yang pria muda. Saya konsisten selalu melihatnya yang cuantik jelas, itu salah satu creative thingking saya. Pikiran positivenya kalau yang dilihat yang muda, maka otak akan mengirim sinyal ke syaraf tubuh agar bekerja layaknya masih muda. 

Achmad Faisol 

di sebuah kelas seorang siswa bertanya, "pak, mengapa di indonesia ada tiga waktu (wib, wita, wit), tidak satu waktu saja...?" apakah setiap guru/dosen yang ditanya akan menjawab...? kenyataan di lapangan tidak seperti itu... berikut ini jawaban lain yang diberikan oleh guru/dosen: - itu pertanyaan bagus... tugas, ya, minggu depan dikumpulkan... - pertanyaan mudah gitu saja kok... pasti kalian bisa mencari sendiri jawabannya di internet... sudah sering saya tulis, sekolah itu tempat tugas dan pr... tempat belajar dan bertanya, ya bimbel... yang ga ikut bimbel...? tanya orang tua... orang tua ga bisa jawab, ikutkan bimbel... orang tua ga punya uang untuk bayar bimbel, ya yang penting semua siswa naik kelas... horeee... 

Mbah Mars 

Dalam hal konsistensi, laki² layak diberi kredit point. Beda dg perempuan. Ia adl makhluk inkonsisten. Ini buktinya: PEREMPUAN: Usia 25: suka laki² tampan dan atletis Usia 40: suka laki² mapan ekonominya. Usia 75: suka laki² yg banyak pensiunnya. LAKI²: Usia 25: suka perempuan muda cantik dan seksi. Usia 40: suka perempuan muda cantik dan seksi Usia 75: suka perempuan muda cantik dan seksi HIDUP LAKI² KONSISTEN 

Ali Maftuh 

Kategori :