Titik Pulang

Minggu 10 Nov 2024 - 22:21 WIB
Reporter : Riski
Editor : Riski

Sangat benar, itu sampai sekarang, guru-guru SD yg muda-mudapun sepertinya masih banyak yg belum mampu pancing itu, ndakbtau belum mampu, masih terdogma, atau lainnya. Mgkn bisa dibuktikan sama-sama ke IKIP saja trus masuk kelas, tapi jangan bicara tentang critical thinking, bicaralah tentang pembangunan IKN misalnya, trus bilang ada yg mau tanya? Klo tidak ada yg bertanya, saya yang akan tanya, mereka akan pilih untuk ditanya, ya mungkin saja itu generasi Ujian Nasional.. 

Macca Madinah 

BACA JUGA:BRI Permudah Transaksi Perbankan dengan Layanan Payroll untuk Karyawan

BACA JUGA:BRI Link Permudah Akses Perbankan di Pedesaan, Bantu Perekonomian Warga Ogan Ilir

Seperti komen @mora edu sebelumnya, banyak pengbungkaman di berbagai level di endonesah kita ini. Mulai dari rumah, anak2 bertanya ortu bingung; di sekul alih2 dijawab tp dg adanya arahan siswa kudu mandiri dibalikin deh pertanyaannya, anda sudah tahu; sampai nyoh, setelah kerja apa lageh. Bohir minta supaya setiap ide dikeluarkan jangan dikekang2, pas turun ke lapangan mulailah muncul berbagai pengekangan, mulai dr dibahas dulu di tingkat dep idenya supaya jangan malu2in. Woi, keluarkan ide saja dilarang, pas ada bukannya diajak diskusi malah dijatuhkan, gimana mau maju. Maunya berpikir hebat besar saja. Lebih heran lagi, horang kita tuh, pas di luar hebat, balik sini melempem lagi dah. 

Kalender Pro Indonesia 

Hipotesis mengenai "tanya-tanya sapi putih" sebagai penyebab minimnya chritical thinking di Indonesia sepertinya runtuh dengan kenyataan bagaimana chritical thinking berkembang pesat pada masa bani Abbasiyah di Bagdad atau bani Umayyah II di Cordova. Menurut hemat saya sebagai tukang bikin kalender, kurangnya chritical thinking di Indonesia akibat suksesnya para antropolog Belanda mengembangkan trend pada masa itu: membelokkan makna syukur, mengkampanyekan rasa pasrah belebihan dengan kompensasi pemahaman tasauf ekstrim, atau menyewa buzzer agama untuk menafsirkan ayat sesuai kemauan mereka. 

djokoLodang 

-o-- Menjelang jam pulang kantor, seorang pria menelpon istrinya. Memberitahu bahwa ia akan mengajak sahabatnya pulang untuk makan malam di rumah, Suami sengaja menyetel "on" speaker hp nya, agar sahabatnya bisa ikut mendengarkan. Istrinya mulai berteriak: “Rambut dan riasanku belum selesai, rumah berantakan. Piring belum dicuci, dan aku sama sekali tidak ingin memasak malam ini! " "... Dan, kenapa kamu mengajaknya ke rumah?”, lanjut sang istri. Suami menjawab tenang, “Karena ia sedang berencana untuk menikah.” ------------- 

djokoLodang 

-o-- Seorang wanita muda pelamar diminta bertemu pewawancara di sebuah restoran lokal untuk sarapan. Dia diamati untuk melihat kemampuannyi melakukan pekerjaan tertentu. Setelah memesan telur dan roti panggang, wanita muda yang cemas dan sedikit gugup itu meminta agar roti panggangnya matang sempurna. Pelayan bertanya, "Matang sempurna? Anda ingin roti panggangnya gosong seluruhnya?" Wanita itu menjawab, "Yaah, saya suka roti panggang saya seperti saya suka pria." Pelayan menegaskan, "Ooh, ...jadi, agak gelap?" "Wah, saya tidak peduli tentang itu. Saya hanya tidak suka rotinya menjadi lembek saat saya memasukkannya ke dalam mulut." Dia langsung diterima! 

Cuco San 

Sepertinya ada perbedaan makna antara critical thinking dan creative thinking .... Kalau pikiran kritis itu fokus pada norma, sehingga diujungnya ada pernyataan benar atau salah terhadap norma .. Sedangkan pikiran kreatif itu biasanya memunculkan pemikiran "diluar norma", sehingga lahir model adaptasi, inovasi, invensi, dan seterusnya ... Mungkin warga 62 itu sangat kritis, tapi kurang kreatif ... xixixi 

ALI FAUZI 

Tidak adanya critical thinking paling kentara itu di pondok pesantren. Saat mengaji kitab kuning, misalnya, 100% cuma satu arah: dari sang kyai. Santri tidak berani bertanya --meski punya pendapat berbeda. Kalau pun dikasih waktu untuk bertanya, bisa jadi santri tak akan berani bertanya. Karena sudah terdoktrin bahwa beda pendapat dengan kyai itu termasuk tidak punya adab. Apalagi lagi ada slogan: Mati urip melu kyai (hidup mati ikut kyai). 

Jimmy Marta 

Kategori :