Tentu menarik untuk bertanya mengapa ada studi gamelan di Wesleyan. Ternyata tak lain karena ada pusat studi musik dunia di sini.
Untuk musik Eropa dipilih yang dari Ghana. Ada studi musik Korea, Tiongkok, Jepang, dan India. Yang India dikhususkan untuk India Selatan –musik Tamil Nadhu. Saya pernah terbawa larut ke dalam deru musik India. Yakni saat menghadiri Hari Raya Hanoman di sana.
Di antara musik-musik dunia itu hanya gamelan yang diberi gedung khusus. Studi gamelan juga tidak pernah ditutup karena selalu ada mahasiswa yang mempelajarinya.
Begitu asyik saya di situ. Tidak ada yang mengingatkan bahwa saya harus segera ke bandara. Nisa pun sudah ngebut dengan mobil Honda Odyssey-nyi. Daeng Saleh Mude terus menghibur saya dengan studi antar agamanya. Dan saya ketinggalan pesawat menuju Chicago.(Dahlan Iskan)
Komentar Pilihan Dahlan Iskan di Disway Edisi 19 November 2024: Critical Parah
M.Zainal Arifin
ANAK SINGKONG. Saya harus makan singkong tiap hari. Siapa yg mengharuskan? Kenapa harus? Harus senam tiap hari. Harus nulis CHD tiap hari. Harus baca komentar2 tiap hari. Harus pilih komentar2 tiap hari. Harus cari penghasilan tiap hari? Harus nambah ilmu tiap hari. Harus melayani isteri tiap hari. Semoga sehat2, bahagia, berbarokah selalu P Dahlan.
Liam Then
Iyah , saya sering begitu, begitu keluar sudah agak jauh baru keingat atau was -was entah pintu rumah sudah tertutup/terkunci. Dari dulu saya begitu, entah kenapa. Sewaktu kerja di Jakarta lebih parah, karena tinggal di lantai 12, kalau sudah terserang perasaan semacam itu, mau tidak mau balik lagi. Terlalu larut dengan pikiran kayaknya ada efek negatif juga. Sehingga bukan kita sebagai personal yang mengendalikan pikiran. Ada istilah untuk tanggulangi hal seperti ini, namanya "mindfullness" atau kesadaran penuh atas diri sendiri dan lingkungan sekitar. Banyak saat dalam kehidupan sehari-hari kita, terkooptasi oleh pikiran. Cara praktek "mindfullness" paling sederhana sebagai berikut, ketika berjalan kaki misalnya, setiap ayunan langkah kita harus eling sedang melangkah. Bisa juga waktu cuci piring. Tapi kalo olahraga malam Jumat, kalo dilakukan sambil mikirin cicilan, itu bahaya ,jangan ya bang....wkkwkwkwkw
Achmad Faisol
Begitu sepele pun tidak terpikir, apalagi urusan critical thinking. ####### saya juga pernah, gerbang sudah saya kunci, tetapi lupa pintu rumah sudah terkunci atau belum... jadinya balik lagi setelah beberapa saat meninggalkan rumah... @koh liam juga pernah mengalami ini, malah sudah agak jauh dari rumah... sesuatu yang sering dilakukan akan menjadi "otomatis"... dan, ini rawan lupa... bisa karena seperti robot auto, rasa meremehkan, merasa sudah biasa, sudah ahli, dll... itu kenapa kecelakaan di jalan raya, terutama jalan tol, dilakukan oleh pengemudi yang berpengalaman, bukan baru belajar... maka, cek dan ricek; hati-hati; waspada; atau apa pun namanya harus dilakukan...
Agus Suryonegoro III - 阿古斯•苏约诺
ANAK SINGKONG, BERUSIA 70AN.. Dahlan Iskan tiap hari makan singkong rebus? Mungkin karena singkong lebih setia dari nasi—nggak banyak drama, langsung bikin kenyang. Setelah transplantasi hati, mungkin, beliau memang harus makan yang simpel, rendah lemak, dan gampang dicerna. Singkong jadi pahlawan tanpa lemak! Pas di Arab Saudi, saat "kluyuran" sampai calon kota modern "Neom", kok tidak diceritakan ya..? Atau mungkin, waktu itu, singkongnya nggak lolos visa. Jadi nggak ikut diceritain. Lagi pula, nyari singkong rebus di sana bisa bikin orang lokal bingung: “Ini makanan unta, ya?” ### Humor singkong ini mengajarkan kita bahwa kesehatan itu soal konsistensi. Dan konsistensi itu... seperti singkong, sederhana tapi penuh manfaat! (Sing penting wareg. Dudu Warteg)..
Mbah Mars
Dua pemabuk terlibat perdebatan. “Bro, lihat bulan di langit itu. Kita sudah terlalu lama mabuk. Hari sudah malam”, kata pemabuk pertama. “Biar sedang mabuk mataku masih paten. Itu matahari. Bukan bulan”, jawab pemabuk kedua. “Mataku juga tidak picek. Masih cling. Itu bulan”, sahut pemabuk pertama. “Matahari, begok!” “Bulan !” “Matahari!” Dua pemabuk masih tetap yakin pada penglihatannya. Tiba-tiba ada orang lewat. Mereka sepakat bertanya pada orang tersebut. Pemabuk pertama bertanya, “Bang, yang di langit itu, matahari apa bulan ?” “Oh, maaf. Saya tidak tahu. Saya orang baru di sini”
Mirza Mirwan