RAKYATEMPATLAWANG – Fenomena unik kembali terjadi di Sungai Musi, khususnya di kawasan Kecamatan Tebing Tinggi, Empat Lawang.
Warga setempat memanfaatkan momen "Ketubean" atau "Ketuboan" untuk turun ke sungai dan menangkap ikan mabuk yang muncul ke permukaan.
Ketubean, yang dikenal sebagai kejadian langka, membawa keberkahan tersendiri bagi masyarakat di sepanjang aliran Sungai Musi. Pada fenomena ini, ikan-ikan sungai seperti Baung, Cengkak, Pilan, dan Pilok menjadi lemah dan mudah ditangkap warga.
Dengan menggunakan alat sederhana seperti jala, ember, hingga tangan kosong, warga berhasil mengumpulkan ikan dalam jumlah besar.
Penyebab Fenomena Ketubean
Ketubean diyakini terjadi akibat bercampurnya aliran Sungai Bayau, anak Sungai Musi, yang membawa kandungan belerang.
Campuran ini menyebabkan air sungai menjadi keruh kekuningan, sehingga memengaruhi kondisi ikan. Pada kesempatan kali ini, fenomena tersebut diduga dipicu oleh erupsi Gunung Dempo yang terjadi sehari sebelumnya.
BACA JUGA:Sejarah dan Ciri Khas Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan
BACA JUGA:Ini 3 Wisata Kuliner di Bengkulu Sajikan Hidangan Khas Daerah Pesisir
Meskipun penyebab pastinya belum sepenuhnya diketahui, warga seperti Lepi, penduduk Desa Aur Gading, mengungkapkan bahwa kejadian serupa pernah disebabkan oleh longsor di daerah hulu sungai. “Kalau penyebabnya sekarang belum tahu pasti, tetapi airnya keruh sekali dan warnanya kuning,” katanya.
Antusiasme Warga
Di beberapa desa seperti Ulak Mengkudu, Ujung Alih, hingga hilir Jembatan Musi II Tebing Tinggi, warga terlihat ramai memanfaatkan momen tersebut. Reno, seorang warga setempat, bercerita bahwa ia langsung menuju sungai begitu mendengar kabar tentang Ketubean.
“Kalau Ketubean seperti ini, saya tidak mau melewatkan kesempatan. Biasanya ikan-ikan besar juga terlihat,” ujar Reno yang berhasil mengumpulkan satu ember ikan.
Hal senada diungkapkan Lepi, yang merasa terbantu dengan fenomena ini karena harga ikan sungai biasanya mahal. “Lumayan bisa dapat ikan untuk makan sehari-hari. Ada yang besar, ada yang kecil,” tambahnya.
Keunikan dan Tradisi Lokal