BRIN Kembangkan Teknologi Penelitian Laut Dalam, Indonesia Siap Eksplorasi Hingga 10.000 Meter

Rabu 11 Dec 2024 - 19:21 WIB
Reporter : Pauzan
Editor : Pauzan

RAKYATEMPATLAWANG – Indonesia semakin serius mengembangkan penelitian laut dalam melalui teknologi canggih yang dimiliki Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). 

Peneliti dari Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi BRIN, Ruliyana Susanti, mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki buoy dengan fiber optic yang mampu mencapai kedalaman hingga 10.000 meter, meskipun saat ini eksplorasi masih dibatasi hingga 3.000 meter berdasarkan sifat fisika Conductivity, Temperature, Depth (CTD).  

"BRIN memiliki potensi besar dengan fasilitas seperti buoy fiber optic yang dapat dilepas hingga kedalaman ekstrem. Kami juga memiliki kapal riset dengan spesifikasi khusus untuk mendukung penelitian laut dalam," ujar Ruliyana pada Selasa, 10 Desember 2024.  

Fokus Penelitian dan Kolaborasi  

Penelitian laut dalam oleh BRIN mencakup berbagai bidang, seperti:  

- Geosains kelautan  

- Keanekaragaman hayati laut  

- Oseanografi dan sains atmosfer  

- Pemantauan lantai samudra  

- Robotika dan otomatisasi maritim  

Ruliyana menambahkan, keterbatasan teknologi menjadi tantangan dalam eksplorasi laut yang lebih mendalam. Untuk itu, BRIN bekerja sama dengan berbagai institusi internasional, seperti National University of Singapore, Naturalis, IOCAS, dan FIO, dalam ekspedisi seabed sampling. Penelitian ini menghasilkan sampel batuan samudra dan organisme laut untuk keperluan ilmiah.  

BACA JUGA:Putra NTT Asal Atambua, Petrus Kota, Bikin Bangga di Indonesian Idol XIII

BACA JUGA:Harga Sembako di Pagar Alam Stabil Jelang Nataru Stabil

Selain itu, BRIN bersama Kementerian Sumber Daya Alam China (MNR) telah mendirikan Indonesia-China Center for Ocean and Climate (ICCOC).

 Pusat ini menjadi wadah kolaborasi terbuka untuk penelitian maritim, interaksi laut-atmosfer, dan dampak perubahan iklim di Asia Tenggara.  

Kategori :