Pertanyaan ketiga: siapa yang akan tampil sebagai pemimpin baru negara Syria? Apakah Abu Muhammad al-Jawlani, pemimpin HTS yang kini berumur 42 tahun?
"Kalau ia yang akan tampil akan rentan," ujar Bahrawi. Tapi memang tidak mudah mencari pilihan. Terlalu banyak kelompok di dalamnya. Itu sudah "hukum revolusi". Begitu berhasil akan terjadi rebutan posisi.
HTS pernah membuat luka yang sangat dalam. Dua ulama terbesar Syria dibunuh HTS: Syaikh Ramadhan al-Buthi dan Syaikh Adnan al-Afyouni.
Al Jawlani sendiri terus memoles diri. Citra lamanya yang terkait Al Qaeda dan ISIS ia jauhi. Al Jawlani kini lebih banyak tampil humanis. Tidak mau lagi pakai nama jihadnya Al Jawlani. Ia kembali memakai nama lahirnya: Ahmed Shaara.
Pertanyaan susulan: Kalau Al Jawlani alias Ahmed Shaara tidak bisa diterima luas, lalu siapa alternatifnya?
"Ada tokoh oposisi bernama Usamah Rifa'i. Ia musuh lama Assad. Termasuk musuh ayahnya, Hafez al-Assad," jawab Bahrawi.
Masih ada satu lagi: Ragheed Ahmad al-Tatari. "Tokoh ini begitu dielu-elukan oleh publik. Yakni setelah pemberontak membebaskannya dari penjara Minggu kemarin," ujar Bahrawi.
Dua tokoh itu berada di penjara selama 43 tahun. Rasanya mereka kini berumur 70 tahunan.
Tatari seorang pilot pesawat tempur. Ia dipenjara karena menolak perintah Assad untuk menjatuhkan bom di sasaran yang padat dengan penduduk sipil. Sasaran itu: kampung Hama. Di tahun 1982.
BACA JUGA:Warga Gelar Demo di Polres Empat Lawang
BACA JUGA:Bejat, Ayah Kandung Tega Setubuhi Anak Kandung
Mungkin salah satu dari keduanya bisa jadi jalan tengah untuk pertentangan banyak faksi di kalangan oposisi.
Bahrawi sudah dua kali ke Syria. Banyak kelompok pergerakan di sana yang terjebak hadis-hadis palsu. Utamanya hadis yang memuliakan tanah Syria sebagai tanah yang dijanjikan tempat lahirnya kejayaan Islam masa depan.
"Sebenarnya hadis-hadis palsu itu dimunculkan untuk kebutuhan perang melawan kekaisaran Utsmani," katanya.
Bahrawi punya dua anak. Yang sulung lagi kuliah bisnis di Edinburg, Skotlandia. Untuk S-2. Sedang adiknya masih kuliah S-1 di UM Malaysia.
"Apakah anak-anak masih bisa bahasa Madura?" tanya saya.