REL,BACAKORAN.CO - Mobil hybrid semakin populer di kalangan konsumen yang ingin mengurangi konsumsi bahan bakar dan dampak lingkungan. Dengan sistem penggerak ganda yang menggabungkan mesin bensin dan motor listrik, kendaraan ini menawarkan efisiensi bahan bakar yang lebih baik dibandingkan mobil konvensional.
Meski begitu, di balik kelebihan tersebut, mobil hybrid memiliki sejumlah kekurangan yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan untuk membelanjakannya.
1. Harga Beli yang Lebih Mahal
Harga mobil hybrid umumnya lebih tinggi dibandingkan mobil konvensional. Hal ini disebabkan oleh penggunaan teknologi canggih, seperti motor listrik, baterai lithium-ion, dan sistem manajemen energi. Komponen ini membutuhkan biaya produksi yang lebih tinggi, yang pada akhirnya berdampak pada harga jual kendaraan.
Sebagai perbandingan, jika harga mobil konvensional dengan spesifikasi seperti berkisar di angka Rp 300 juta, maka versi hybrid dari model yang sama bisa mencapai Rp 400 juta atau lebih. Meskipun efisiensi bahan bakar dari mobil hybrid dapat menghemat biaya operasional dalam jangka panjang, banyak calon pembeli merasa harga awal yang mahal menjadi penghalang besar.
"Sebelum membeli mobil hybrid, pertimbangkan selisih harga dengan mobil konvensional. Hitung kembali apakah penghematan bahan bakar dapat menutupi selisih tersebut."
BACA JUGA:Madonna Tuai Kecaman Usai Unggah Gambar AI Kontroversial Bersama Paus Fransiskus
BACA JUGA:Daftar Beasiswa Luar Negeri, Gratis Biaya Studi dan Uang Bulanan
2. Biaya Perawatan dan Perbaikan yang Mahal
Kompleksitas teknologi mobil hybrid juga membuat biaya perawatan dan perbaikan lebih tinggi. Mobil hybrid memiliki lebih banyak komponen dibandingkan mobil konvensional, seperti:
Baterai lithium-ion: Salah satu komponen paling mahal yang dapat mengalami degradasi dan perlu diganti.
Motor listrik: Komponen ini jarang rusak, tetapi jika terjadi kerusakan, biaya penggantiannya mahal.