Di LA, kalau tidak salah, ada 20 lebih restoran Indonesia. Dulu saya pernah hitung ada sekitar 27.
Restoran waralaba dari negara Asia yang terkenal ada di mana-mana. Misalnya Jolly Bee, K-BBQ, Meet Fresh, 85C Bakery, dan lain-lain.
Tidak mungkin Anda bisa kunjungi semuanya. Pun bila setiap hari Anda datang tiga resto seumur hidup.
Kios Taco pinggir jalan sampai Michelin yang bintang lima ada di sini.
Warung di atas mobil, warung Taco pinggir jalan, street food eksis di setiap jalan ramai di seluruh pelosok kota.
Apalagi dari segi pendidikan. Begitu banyak college dan universitas ternama di Los Angeles area; UCLA, USC, Caltech, semua UC College, Cal State College, dan lain-lain.
Pelajar dari seantero jagat, anak orang kaya dan murid-murid beasiswa pintar dari seluruh dunia datang menimba ilmu di Los Angeles.
Jangan ditanya soal hiburan. LA adalah gudangnya entertainment. Ada Disneyland, Universal Studios, Hollywood, Knott's Berry Farm, dan masih banyak lagi.
Di Los Angeles, setelah lulus kuliah pun tidak perlu pindah ke kota lain. Begitu banyak perusahaan besar dari segala macam industri. Termasuk di bidang business opportunity.
Los Angeles adalah pintu masuknya produk dari Asia dan dunia. Mau apa saja ada.
Dengan populasi 12.799.100 orang (Greater LA), GDP-nya USD 1.3 triliun. Kalau California jadi negara terpisah dari Amerika, besarnya GDP di urutan lima besar negara-negara di dunia.
Jika Anda buka resto untuk dijangkau semua orang LA, Anda mesti buka di lima sampai delapan lokasi yang berbeda.
Di Los Angeles orang tidak pelit. Suka belanja. Saya sendiri selalu memberi tahu anak-anak untuk increase your income; saving will not create wealth. Ada uang dinikmati. Tapi itu bukan berarti foya-foya. Pakai jika perlu. Tidak boleh pelit –apa lagi pelit ke diri sendiri. NO!
Uang bukan segalanya. Uang tidak dibawa mati. Itu benar. Tapi coba nggak ada uang, hidup Anda serasa mau mati –sudah mati pun masih perlu duit.
Los Angeles is not a place for Losers!
(Dahlan Iskan)