REL,BACAKORAN.CO – Harga batu bara global mengalami penguatan signifikan setelah permintaan dari Eropa melonjak secara mengejutkan di tengah dorongan besar untuk energi baru terbarukan (EBT).
Berdasarkan data Barchart, harga batu bara dunia pada perdagangan Kamis (30/1/2025) tercatat di US$116,9 per ton, naik 0,73% dibandingkan posisi sebelumnya.
BACA JUGA:WOW! Kampus di Sumsel Ini Siap Kelola Tambang Batubara dan Silika, Begini Rencana Besarnya
Lonjakan Impor: Eropa Kembali ke Batu Bara?
Menurut data S&P Global Commodities at Sea, total impor batu bara termal Eropa pada Q4 2024 naik menjadi 8,5 juta metrik ton, dibandingkan 5,2 juta metrik ton pada kuartal sebelumnya.
Angka ini mendekati rekor tertinggi 10,8 juta metrik ton pada Q1 2023.
Peningkatan impor ini didorong oleh beberapa faktor utama:
Harga gas yang volatil, yang membuat utilitas beralih ke batu bara sebagai alternatif yang lebih stabil.
Produksi tenaga angin yang lebih rendah dari perkiraan akibat kondisi cuaca yang kurang menguntungkan.
Suhu yang lebih dingin, meningkatkan kebutuhan energi untuk pemanasan.
Margin keuntungan yang lebih menarik bagi produsen listrik, mendorong mereka untuk menggunakan lebih banyak batu bara.
BACA JUGA:Pendaftaran Kuliah S1 di Universitas Pertahanan: Kuliah Gratis hingga Lulus dan Berpangkat Letda
Harga Batu Bara Terus Merangkak Naik
Lonjakan permintaan ini tercermin dalam kenaikan harga batu bara. Platts mencatat harga batu bara CIF ARA 6.000 kcal/kg NAR rata-rata mencapai US$117,15 per metrik ton pada Q4 2024, naik dari US$113,45 per metrik ton pada kuartal sebelumnya.
Namun, harga rata-rata ini masih lebih rendah dibandingkan US$125,65 per metrik ton pada periode yang sama tahun lalu, mencerminkan tren jangka panjang penurunan penggunaan batu bara di Eropa.