REL,BACAKORAN.CO – Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) resmi mengganti istilah Ujian Nasional (UN) menjadi Tes Kemampuan Akademik (TKA) untuk jenjang pendidikan SD hingga SMA.
Perubahan ini diumumkan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikdasmen, Toni Toharudin, yang menyatakan bahwa TKA akan mulai diterapkan tahun ini untuk siswa kelas 12 SMA/SMK.
“Kami juga sudah bersinergi dengan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri bahwa TKA ini akan menjadi indikator penilaian jalur prestasi,” ujar Toni dalam keterangan tertulis, Senin (24/2/2025).
BACA JUGA:MK Putuskan Pilkada Pasaman Diulang, Cawabup Eks Napi Didiskualifikasi
Bukan Penentu Kelulusan, Tapi Indikator Evaluasi
Meski menggantikan UN, Tes Kemampuan Akademik tidak bersifat wajib dan tidak menjadi standar kelulusan.
Menurut Toni, TKA juga akan digunakan sebagai indikator masuk ke jenjang pendidikan berikutnya, dari SD ke SMP dan SMP ke SMA. Namun, penerapan TKA untuk SD dan SMP baru akan dimulai tahun depan.
Hal senada ditegaskan oleh Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) Atip Latipulhayat, yang menyatakan bahwa TKA akan mulai dilaksanakan pada November 2025, tetapi tidak akan menjadi faktor penentu kelulusan siswa.
"Pada dasarnya, kelulusan siswa ditetapkan oleh satuan pendidikan. Akan tetapi, pemerintah perlu mengevaluasi kualitas penyelenggaraan pendidikan," jelas Atip dalam seminar di Universitas Islam Malang (UNISMA), Rabu (19/2/2025).
Seminar tersebut bertajuk “Arah Kebijakan Pembangunan Pendidikan Dasar dan Menengah Kabinet Merah Putih: Implikasi bagi Lembaga Pendidikan Swasta”.
BACA JUGA:Viral! Pengemudi Mobil Lawan Arah di Bekasi Dihadang Kurir Paket, Berujung Cekcok
Evaluasi Pendidikan Melalui TKA
Dengan adanya TKA, pemerintah berharap dapat mengevaluasi kualitas pendidikan di Indonesia secara lebih komprehensif.
"Tes Kemampuan Akademik akan menjadi salah satu alat asesmen pendidikan nasional. Ini bukan ujian kelulusan, tetapi alat untuk melihat efektivitas sistem pendidikan kita," tambah Atip.
Sementara itu, para pendidik dan akademisi masih menunggu petunjuk teknis lebih lanjut terkait pelaksanaan TKA, termasuk format soal, sistem penilaian, dan dampaknya terhadap jalur seleksi ke perguruan tinggi.