REL, Palembang – Kinerja pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) terus menunjukkan tren positif hingga 31 Januari 2025.
Pendapatan negara mengalami lonjakan signifikan, dipicu oleh implementasi Core Tax, peningkatan layanan Badan Layanan Umum (BLU), serta naiknya harga Crude Palm Oil (CPO).
Agus Yulianto, Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Sumsel, mengungkapkan bahwa pendapatan negara di Sumsel tumbuh sebesar 42,52 persen (yoy) dengan realisasi mencapai Rp1.198,51 miliar pada Januari 2025.
Salah satu pendorong utama pertumbuhan pendapatan negara adalah penerimaan pajak yang mencapai Rp927,95 miliar, tumbuh 27,93 persen (yoy).
BACA JUGA:Gulirkan Bantuan Kesehatan dan Dapur Umum
Agus menjelaskan, peningkatan ini dipengaruhi oleh implementasi Core Tax yang mengubah sistem perpindahan penerimaan Wajib Pajak Cabang ke Wajib Pajak Pusat.
“Faktor lainnya adalah peningkatan setoran masa dari sektor perkebunan kelapa sawit dan karet, serta lonjakan realisasi PPN & PPnBM yang tumbuh 81,4 persen,” kata Agus.
Selain pajak, penerimaan dari sektor kepabeanan dan cukai juga menunjukkan pertumbuhan positif, mencapai Rp43,40 miliar atau naik 62,28 persen (yoy).
Faktor utama pendorongnya adalah peningkatan aktivitas ekspor dan impor di Sumsel serta kenaikan harga CPO.
BACA JUGA:Jalan Lintas Mura-Muba Rusak Parah
Bea masuk tercatat sebesar Rp3,12 miliar, didominasi oleh impor alat elektronik.
Bea keluar melonjak hingga Rp39,42 miliar, dengan ekspor produk CPO sebagai komoditas utama.
Realisasi bea keluar ini tumbuh 335,97 persen (yoy) akibat kenaikan Harga Patokan Ekspor (HPE) di Januari 2025.
Fasilitas fiskal yang diberikan mencapai Rp7,8 miliar, sementara kinerja pengawasan kepabeanan dan cukai berhasil mengamankan nilai fiskal sebesar Rp17,98 miliar.
Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga mencatat kenaikan signifikan, mencapai Rp227,16 miliar, tumbuh 155,68 persen (yoy).