REL,BACAKORAN.CO - Masjid Agung Demak (MAD) terus meneguhkan posisinya sebagai salah satu ikon peradaban Islam di Nusantara sekaligus destinasi wisata religi unggulan di Jawa Tengah.
Didirikan pada abad ke-15 oleh para Wali Songo, masjid ini tidak hanya menjadi tempat ibadah umat Islam, tetapi juga menyimpan nilai sejarah, spiritualitas, dan budaya yang begitu kuat.
Terletak di pusat Kota Demak, MAD menjadi saksi bisu perjalanan panjang dakwah Islam di tanah Jawa.
Arsitektur klasik yang dipertahankan hingga kini, serta jejak para tokoh besar Islam seperti Raden Fatah dan Wali Songo, menjadikannya pusat ziarah yang ramai dikunjungi peziarah dari berbagai daerah.
BACA JUGA:Lubuk Linggau, Kota Transit yang Menawan dengan Wisata Religi Masjid Agung As-Salam
Lonjakan Kunjungan Wisata Religi
Menurut Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Demak, Endah Cahya Rini, Masjid Agung Demak mengalami peningkatan signifikan dalam jumlah kunjungan selama momentum keagamaan.
Pada masa libur awal Ramadan 2025, tepatnya dari 27 Maret hingga 8 April, tercatat sebanyak 155.847 orang mengunjungi kawasan MAD.
Angka ini menempatkan MAD sebagai destinasi wisata religi nomor dua di Jawa Tengah, setelah Kota Lama Semarang dan Masjid Sheikh Zayed di Solo.
“Banyak yang datang ke sini bukan hanya untuk beribadah, tapi ingin merasakan langsung jejak spiritual para wali,” ujar Endah kepada NU Jateng
BACA JUGA:5 Rekomendasi Wisata Religi di Banjarmasin yang Sarat Nilai Spiritualitas dan Budaya
Jejak Sejarah dan Spiritualitas
Takmir Masjid Agung Demak, KH Nur Fauzi, menjelaskan bahwa MAD bukan hanya tempat ibadah, tetapi juga lokasi ziarah penting karena adanya makam para raja Kesultanan Demak, di antaranya Raden Fatah, Pati Unus, Sultan Trenggono, dan Sultan Prawoto.
Selain itu, peran awal penyebaran Islam juga dilakukan oleh tokoh penting seperti Syekh Maulana Maghribi.
“Syekh Maulana Maghribi adalah pionir spiritual sebelum para wali datang. Perannya besar, namun kurang banyak dikenal,” jelas KH Fauzi.