Timing Belt Mobil Putus Bisa Bikin Mesin Jebol, Ini Penjelasan Lengkapnya

Kamis 12 Jun 2025 - 07:00 WIB
Reporter : Edo
Editor : Edo

Kerusakan akibat timing belt putus bisa memaksa pemilik mobil untuk mengganti katup, piston, silinder head, dan bahkan melakukan overhaul mesin, yang dapat menghabiskan biaya belasan hingga puluhan juta rupiah.

BACA JUGA:Bahaya Laher Roda Rusak: Getaran, Rem Blong, hingga Risiko Pecah Ban

Tanda-Tanda Timing Belt Harus Diganti

Ada beberapa gejala awal yang bisa menjadi peringatan sebelum timing belt benar-benar putus:

Muncul suara berdecit atau berisik dari mesin saat mobil dinyalakan.

Mesin susah dinyalakan atau sering mati mendadak.

Tenaga mobil menurun secara tiba-tiba, terutama saat akselerasi.

Tercium bau karet terbakar dari ruang mesin.

Saat cover timing belt dibuka, terlihat adanya retakan atau serat karet yang getas.

BACA JUGA:Smartphone Rp2 Jutaan Rasa Flagship? Infinix Hot 60 Pro Plus Siap Guncang Pasar dengan Bodi Super Tipis

Kapan Harus Mengganti Timing Belt?

Menurut rekomendasi pabrikan dan teknisi otomotif, penggantian timing belt sebaiknya dilakukan setiap:

60.000 – 100.000 km

Atau setiap 5 tahun, tergantung mana yang tercapai lebih dulu.

Selain timing belt, komponen seperti tensioner, idle pulley, dan water pump (jika digerakkan oleh belt) juga disarankan untuk diganti secara bersamaan.

Tips Pencegahan Kerusakan Timing Belt

Kategori :