Jalan Rusak di Tanjung Kupang Baru Kian Memburuk

Minggu 29 Jun 2025 - 20:06 WIB
Reporter : Andika
Editor : Andika

// Warga Gali Parit Darurat

REL, Empat Lawang – Kondisi jalan penghubung antara Desa Tanjung Kupang Baru dan Desa Pajar Bakti, Kabupaten Empat Lawang, Sumatera Selatan, terus memburuk. Kerusakan jalan yang kian parah, terutama di musim hujan, membuat warga kesulitan melintas dan mengganggu aktivitas harian.

Kerusakan terparah terjadi di Dusun II Talang Padang. Genangan air yang tak kunjung surut menutup hampir seluruh badan jalan, sehingga memaksa masyarakat mengambil langkah darurat. 

Pada akhir pekan lalu, warga bersama Pemerintah Desa Tanjung Kupang Baru melakukan gotong royong menggali parit sementara untuk mengalirkan air agar tidak terus menggenangi jalan.

“Kami sangat berterima kasih atas kekompakan dan kepedulian masyarakat yang mau bergotong royong meski dengan alat seadanya,” ujar Kepala Desa Tanjung Kupang Baru, Jumadi, Minggu (28/6/2025).

BACA JUGA:Ini 5 Rekomendasi Wisata Religi di Cimahi yang Wajib Dikunjungi, Nggak Bakal Nyesel!

Jumadi juga berharap perbaikan permanen segera dilakukan oleh pemerintah daerah, mengingat jalan tersebut merupakan akses vital bagi masyarakat dua desa, baik untuk keperluan pendidikan, kesehatan, maupun ekonomi.

Senada dengan itu, Efendi, warga Dusun II, menyampaikan harapannya agar jalan segera diperbaiki. Ia menuturkan, selama ini warga hanya bisa mengandalkan swadaya untuk menanggulangi kerusakan, padahal jalan tersebut sering dilalui kendaraan roda dua, truk angkut hasil kebun, serta pelajar yang menuju sekolah.

“Kalau hujan, jalan ini seperti sungai. Motor sering mogok, anak-anak takut ke sekolah. Kami butuh perhatian pemerintah,” ungkap Efendi.

BACA JUGA:Wajib Dikunjungi, Ini 5 Rekomendasi Wisata Pendidikan di Lampung

Jalan yang rusak parah ini tidak hanya menghambat mobilitas warga, tetapi juga mengancam kegiatan ekonomi desa. Banyak petani mengeluhkan hasil kebun sulit dibawa ke pasar karena kendaraan tak bisa melintas. Ongkos angkut pun melonjak karena sopir enggan masuk ke wilayah terdampak tanpa tambahan bayaran.

Menurut informasi dari pihak desa, laporan terkait kerusakan jalan ini sudah beberapa kali disampaikan ke tingkat kecamatan dan kabupaten. Namun hingga kini belum ada respons konkret atau jadwal perbaikan dari pemerintah daerah.

“Kami sudah kirim surat dan dokumentasi ke dinas terkait. Mudah-mudahan tahun ini bisa masuk anggaran,” ujar perangkat desa yang enggan disebut namanya.

BACA JUGA:Tragis! Guru Pakai Tabungan Siswa Rp343 Juta Buat Usaha, Bangkrut dan Kini Terjerat Utang hingga Pensiun

Sementara itu, warga berharap agar gotong royong ini tidak menjadi solusi permanen. Mereka menginginkan perbaikan yang lebih layak, seperti pengerasan jalan atau pengecoran, agar akses antar desa dapat kembali lancar dan aman digunakan kapan pun. (*)

Tags :
Kategori :

Terkait