Nonton YouTube di layar besar sambil browsing di jendela lain.
Kerja mobile tanpa harus bawa laptop berat-berat.
Dan semua itu tanpa harus jadi pengguna Galaxy kelas atas. Ini revolusi produktivitas dalam genggaman!
Tapi... Ada Catatannya
BACA JUGA:Ada Bantuan Dana Rp1 Juta untuk Siswa SMA/SMK Tahun 2025, Beasiswa Bidik Anak Negeri Dibuka!
Tenang, tidak semua langsung mulus. Meskipun fitur desktop mode masuk Android 16, implementasinya tetap tergantung produsen ponsel masing-masing. Jadi kalau kamu pakai merek non-Samsung, kamu harus tunggu apakah vendor-mu akan mengaktifkan fitur ini atau tidak.
Selain itu, performa desktop mode juga sangat bergantung pada:
-
Chipset (minimal harus cukup kuat)
-
RAM (idealnya 6 GB ke atas)
-
Dukungan UI dari vendor (misalnya, apakah UI mereka mendukung multi-window atau tidak)
Tapi kabar baiknya, potensi ini sudah terbuka lebar.
BACA JUGA:Pemerintah Sediakan 2,1 Juta Beasiswa Pendidikan Dasar di Tahun 2025
Apakah Fitur Galaxy Lain Akan Menyusul ke Android?
Sally tak menutup kemungkinan itu. Ia menyebut bahwa kolaborasi Samsung dan Google masih terus berlanjut, dan fitur-fitur lain seperti Galaxy AI, Flex Mode, hingga Object Eraser bisa saja menyusul jadi fitur standar Android ke depan.
Kalau itu terjadi, maka masa depan Android bisa jadi sangat "Galaxy banget". Dan pengguna ponsel merek lain pun bisa ikut menikmati hasilnya.
Kesimpulan: Era Baru Android Dimulai!
BACA JUGA:Gak Perlu Mahal! Ini HP Samsung Spek Tinggi Harga Mulai Rp1,5 Jutaan
Apa yang dilakukan Samsung mungkin terlihat seperti "melepaskan keunggulan". Tapi di balik itu, mereka justru memperluas pengaruh dan menegaskan peran sebagai pemimpin inovasi Android.
Dengan menjadikan DeX sebagai fitur Android umum, Samsung menunjukkan bahwa mereka tidak sekadar membuat ponsel, tapi menciptakan masa depan ekosistem Android.