Sumber terpercaya lainya seperti Mayo Clinic menunjukkan bahwa meskipun teh memang mengandung kafein dan bisa memiliki efek diuretik pada beberapa orang, efeknya tidak terlalu signifikan pada kebanyakan orang.
Jadi, walaupun mitos ini tetap eksis, namun mungkin bisa sedikit lebih santai dan menikmati secangkir teh tanpa harus terlalu khawatir akan ke toilet!
Selain efek diuretik teh, perlu diingat bahwa beser saat bepergian jauh juga dapat dipicu oleh faktor psikologis.
Kecemasan, stres, dan ketakutan yang muncul selama perjalanan dapat memicu respons "fight-or-flight" tubuh, meningkatkan kadar hormon adrenalin dan kortisol (mayoclinic.org).
Hormon-hormon ini dapat menyebabkan berbagai efek fisik, termasuk peningkatan denyut jantung, tekanan darah, dan frekuensi pernapasan. Hal ini dapat berkontribusi pada rasa mual, muntah, dan beser.
Ada hal yang perlu diakui: terkadang, beser saat berpergian jauh bisa menjadi lebih dari sekadar masalah fisik. Efek psikologisnya juga bisa cukup kuat.
Bayangkan, ketika dalam perjalanan panjang, terutama jika sedang dalam pesawat atau kereta api, mungkin merasa tertekan atau cemas tentang kapan bisa menggunakan toilet berikutnya.
Pikiran ini sendiri bisa memicu kebutuhan untuk buang air kecil, bahkan jika sebenarnya tidak terlalu mendesak.
Selain itu, ada juga faktor lingkungan sekitar yang mempengaruhi. Misalnya, jika toilet umum terlihat kotor atau tidak nyaman, hal itu bisa membuat menahan diri untuk buang air kecil.
Meskipun sebenarnya tubuh sudah memberi sinyal untuk melakukannya. Ini semua bisa menjadi pemicu bagi beser yang terus-menerus selama perjalanan.
Beser, bukanlah hanya perkara minum teh sebelum atau saat dalam perjalanan. Jadi jangan musuhin lagi ya teh yang nikmat dan bisa menenangkan saat dalam perjalanan.
Nikmati secangkir teh hangat saat bepergian tanpa rasa khawatir. Pastikan untuk minum air putih yang cukup untuk menjaga tubuh terhidrasi, dan hindari konsumsi teh berlebihan.
Dengan demikian, perjalanan Anda akan terasa lebih nyaman dan menyenangkan.