RAKYATEMPATLAWANG - Eross Candra, gitaris band Sheila On 7, menunjukkan kepeduliannya terhadap warga Palestina yang menjadi korban kekejaman Israel dengan cara yang istimewa.
Eross melelang salah satu gitar langka miliknya, sebuah Fender Telecaster Eross Candra #28 yang hanya diproduksi sebanyak 50 unit di dunia, untuk membantu meringankan penderitaan warga Palestina. Gitar tersebut dilelang dengan harga awal Rp100 juta.
Lelang yang dimulai pada Sabtu, 8 Juni 2024 dan ditutup pada Minggu, 9 Juni 2024 pukul 09.00 WIB, mendapatkan sambutan positif dari masyarakat. Dalam waktu singkat, banyak peminat yang ikut serta dalam lelang ini, dan tawaran tertinggi untuk gitar tersebut mencapai Rp100 juta.
Eross mengumumkan penutupan lelang melalui akun Instagram-nya dan mengungkapkan bahwa seluruh hasil penjualan gitar ini akan disalurkan melalui Baznas dan Kitabisa untuk korban perang di Palestina. "Hasilnya 100 persen akan disalurkan untuk saudara-saudara kita di Gaza," tulis Eross.
BACA JUGA:Robby Purba Minta Maaf atas Insiden Pemecatan Security Plaza Indonesia
Eross juga menceritakan sejarah gitar tersebut. "Gitar ini adalah gitar yang saya pakai pribadi sejak Sheila On 7 pertama kali perform setelah era pandemi berakhir. Gitar ini juga yang dipakai di konser Tunggu Aku di Jakarta 2023 atau banyak posting IG gitar saya selama ini," lanjutnya.
Gitar Fender Telecaster Eross Candra #28 merupakan gitar yang sangat istimewa karena diproduksi terbatas hanya sebanyak 50 unit saja. Eross adalah satu-satunya gitaris Indonesia yang mendapatkan kehormatan memiliki gitar signature dari Fender.
Krisis Pengungsi Palestina Makin Memprihatinkan
Sementara itu, situasi di Palestina, khususnya di Jalur Gaza, semakin memburuk akibat serangan Israel yang intensif. Anak-anak pengungsi Palestina terlihat antre mendapatkan makanan di sebuah sekolah negeri di Rafah pada 19 Februari 2024, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas.
BACA JUGA:Seorang laki - laki ditemukan tewas dijalan saat mengendarai motor motor.
Kota Rafah saat ini seperti kota hantu setelah serangan membabi buta tentara Israel, memaksa 80.000 orang meninggalkan distrik tersebut dengan kondisi mengenaskan, kelaparan, kehausan, dan kebingungan.
Ribuan pengungsi yang mengungsi ke wilayah Muwasi menghadapi kondisi yang sangat sulit dengan kurangnya layanan bantuan. Warga mengeluh tidak bisa mengakses toilet dan air yang mengalir sangat sedikit.
Mereka bahkan harus buang air di lubang yang mereka gali di luar tenda. Kondisi ini diperparah dengan kepadatan yang luar biasa, di mana lebih dari 400.000 orang memadati daerah Muwasi.
UNRWA, badan PBB yang mengurusi pengungsi Palestina, melaporkan bahwa sekitar 80.000 orang telah meninggalkan Rafah dalam tiga hari terakhir setelah Israel mengintensifkan operasi militer di Gaza Selatan.
BACA JUGA:Mengerikan dan Bikin Bulu Kuduk Merinding, Ini 5 Hantu yang Menakutkan di Bali