Pada masa penjajahan Belanda, Kalimantan Selatan menjadi bagian dari Hindia Belanda.
Beberapa peristiwa penting yang terjadi di Kalimantan Selatan pada masa itu antara lain adalah Perang Banjar (1859-1905), Perang Barito (1905-1907), dan Perang Puputan Margasari (1906).
Pada masa penjajahan Jepang, Kalimantan Selatan menjadi bagian dari Dai Nippon Teikoku.
Setelah Indonesia merdeka, Kalimantan Selatan menjadi salah satu provinsi pertama yang dibentuk pada tahun 1950.
Pada tahun 1957, Kalimantan Selatan mengalami pemberontakan yang dikenal sebagai PRRI/Permesta, yang dipimpin oleh Kolonel S.M. Sani.
Pemberontakan ini berhasil dipadamkan oleh pemerintah pusat pada tahun 1961.
Pada tahun 1963, Kalimantan Selatan menjadi bagian dari Kalimantan, yang merupakan salah satu dari 8 provinsi besar yang dibentuk oleh Presiden Soekarno.
BACA JUGA:Kasus Judi Online Masuk Daftar Penyebab Perceraian di MLM
Namun, pada tahun 1964, Kalimantan Selatan kembali menjadi provinsi tersendiri, dengan Banjarmasin sebagai ibu kotanya.
Pada tahun 1999, Kota Banjarbaru dimekarkan dari Kabupaten Banjar, sehingga menjadi kota kedua di Kalimantan Selatan.
Potensi dan Pariwisata Kalimantan Selatan
Kalimantan Selatan memiliki potensi yang besar di bidang sumber daya alam, pertanian, perikanan, peternakan, industri, dan pariwisata.
Beberapa komoditas unggulan yang dihasilkan oleh Kalimantan Selatan antara lain adalah batubara, minyak bumi, gas alam, karet, sawit, lada, kakao, kopi, dan berbagai jenis buah-buahan.
Kalimantan Selatan juga memiliki banyak tempat wisata yang menarik dan beragam, mulai dari wisata alam, budaya, sejarah, religi, hingga kuliner.
Beberapa tempat wisata yang populer di Kalimantan Selatan antara lain adalah:
1. Sungai Martapura, yang merupakan sungai terpanjang di Kalimantan Selatan, yang mengalir dari Hulu Sungai Selatan hingga Banjarmasin.