Senada dikatakan Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Dr Harryo Sugihhartono SIK MH, terkait salah satu napi ditemukan tewas dalam Lapas Kelas I Palembang. “Korban ditemukan tewas dengan kondisi tergantung di kamar mandi,” ucapnya, kemarin.
Namun sejauh ini masih terus diselidiki, penyebab tewasnya korban. “Teman-teman sekamar korban masih diperiksa. Jasad almarhum divisum di RS Bhayangkara M Hasan Palembang. Begitu hasil keluar, akan kami kabarin kembali,” pungkasnya.
Terpisah, Tim Dokter Forensik juga belum dapat memastikan penyebab kematian Sumaryanto a. “Kami jumpai ada bekas jeratan di leher dan kakinya, jejaknya menyatu simpul-simpulnya dan ada gelembung kecil sekitar leher. Kalau dikatakan akibat gantung diri belum dapat kita pastikan itu, memang ada tanda-tandanya tapi tanda-tanda lain juga ada," ungkap dr Indra Nasution SpF.
Untuk cairan sperma yang biasanya keluar ketika seseorang bunuh diri, diakui dr Indra, juga ada pada jasad almarhum. Namun itu juga tidak bisa menjadi dasar yang kuat mengindikasikan jika yang bersangkutan bunuh diri.
Indra menambahkan, berdasarkan hasil pemeriksaan dari luka lebam mayat diperkirakan sekitar enam jam. Artinya masih relatif baru ketika ditemukan pertama sekitar pukul 06.00 WIB, Kamis, 18 Juli 2024.
Sebagai pelaku begal yang membunuh pelajar SMP Febri Diyanto (14), Sumaryanto alias Yanto alias Bondol (31), paling dicari Polres Musi Rawas kala itu. Dimana dalam aksinya 14 November 2022, tersangka Bondol memukuli korban menggunakan sepotong kayu hingga kayu itu patah.
Sebelumnya, tersangka berasalan minta diantarkan korban untuk membeli air minum. Di perjalanan, tersangka beralih mengajak ke dekat pondok dogan tepi sawah di Desa Y Ngadirjo, Kecamatan Tugumulyo, Kabupaten Mura.
Setelah keduanya turun dari motor, tersangka mencekik leher korban dari belakang. Korban melawan, menyikut dada tersangka. Tersangka lalu mengambil potongan kayu, memukul kepala belakang korban. Saat akan memukul lagi, ditangkis korban pakai tangan kanan.
Kayu tersebut ternyata ada pakunya, sehingga itulah yang menyebabkan ada luka lubang kecil pada bagian atas telinga kiri korban. Tersangka tiga kali lagi memukul punggung korban, hingga kayu itu patah.
Begitu korban tertelungkup, tersangka mengambil kayu lain dan memukulkannya lagi berulang kali ke kepala belakang dan punggung korban. Setelah korban tidak berdaya lagi, tubuhnya diseret tepi irigasi sawah. Dipukulnya lagi berulang kali, hingga korban tewas.
Baru kemudian tubuh korban didorong ke irigasi sawah, menggunakan kaki. “Motornya, Honda Beat saya bawa kabur ke Megang Sakti, terus gadaikan ke Desa Semangus Rp3 juta. Uangnya beri anak saya yang berusia 9 tahun, sisanya beli sabu dan miras,” pengakuan Bondol, kala itu.
Baru dia kabur lagi ke Desa Prabumulih I, Kecamatan Muara Lakitan, bekerja sebagai buruh bangunan dan tertangkap, Senin, 19 Desember 2022. Sebelumnya polisi sempat menggelar sayembara. Bagi yang bisa menangkap atau menginformasikan langsung keberadaan Bondol, akan diberi hadiah Rp5 juta.
Sebab Sumaryanto alias Bondol merupakan residivis kambuhan. Dia pernah dipenjara, perkara penggelapan. Baru bebas dari tahanan 20 hari, dia membegal dan membunuh pelajar SMP tersebut, Febri. (*)