Utang Emas

Ilustrasi toko emas di Thailand.--

BACA JUGA:Warga Musi Banyuasin Tak Perlu Repot ke Palembang untuk Paspor

BACA JUGA:Ajak Kobarkan Semangat Bela Negara untuk Indonesia Maju

Ternyata tidak laku. Beliau tunjukkan sertifikat pembeliannya. Juga tidak ada pengaruhnya. Kadar emasnya tidak sesuai kriteria. Permata yang terlihat berkilau itu hanya aksesori yang bernama zirconia. 

Tidak menyerah, ibu ke toko yang lain. Juga tidak mau terima. Puji Tuhan, seorang inang-inang yang duduk di emperan toko emas itu menjadi penolong. Dia  mau membelinya dengan harga Rp 800.000. Tidak mau lebih. Permatanya dilepas saja. Tidak berharga. "Ini hanya serpihan seperti kaca," katanya. 

Bagi saya, memiliki ''emas'' ternyata bukan sebuah investasi. Mengalami kerugian sebesar Rp 1.200.000 bukanlah suatu penyesalan. Saya menganggap itu sebagai sebuah pembelajaran yang berharga.

Pun pembelian emas Antam 6 ton oleh pengusaha Surabaya itu juga sebuah pembelajaran. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan