Golkar Pastikan Pengunduran Diri Airlangga Hartarto Bukan Karena Desakan Eksternal
Alasan Pengunduran Diri Airlangga Hartarto dari Partai Golkar-Doc/Foto.Ist-
REL,EMPATLAWANG.BACAKORAN.CO.ID - Pengunduran diri Airlangga Hartarto dari posisi Ketua Umum Partai Golkar mengejutkan banyak pihak.
Keputusan ini, yang efektif sejak Sabtu malam (10/8/2024), mengundang berbagai spekulasi, namun Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia, menegaskan bahwa tidak ada tekanan eksternal yang mempengaruhi keputusan tersebut.
BACA JUGA:Desain Terbaru Yamaha Aerox 2025 Memakai Turbo, Benarkah? Simak Ulasannya!
BACA JUGA:Pengeroyokan Prajurit TNI oleh Tukang Parkir di Palembang Viral di Media Sosial
Ahmad Doli Kurnia mengungkapkan bahwa keputusan Airlangga untuk mundur adalah hasil dari pertimbangan internal yang matang, dengan fokus utama pada menjaga soliditas partai serta mendukung transisi pemerintahan yang tengah berlangsung. "Tidak ada desakan eksternal," kata Doli kepada wartawan.
Menurut Doli, salah satu alasan utama pengunduran diri Airlangga adalah untuk memastikan stabilitas Partai Golkar selama transisi pemerintahan dari Joko Widodo-Ma'ruf Amin ke Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Dalam proses transisi ini, peran Golkar diharapkan tetap solid dan kondusif.
BACA JUGA:Desain Terbaru Yamaha Aerox 2025 Memakai Turbo, Benarkah? Simak Ulasannya!
BACA JUGA:Wajib Tahu: Ini Biaya dan Syarat Membuat SIM di Bulan Agustus 2024, Simak Selengkapnya!
"Pertimbangan pengunduran diri itu Pak Ketum mempertimbangkan soliditas di dalam jajaran Partai Golkar dan juga menjadi bagian untuk mencoba menciptakan situasi kondusif di dalam masa transisi pemerintahan yang akan datang," jelas Doli.
Doli juga menekankan bahwa setelah mundur dari jabatan Ketua Umum, Airlangga akan lebih fokus pada perannya sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.
Dalam kapasitas tersebut, Airlangga akan mengawal berbagai program strategis yang menjadi kelanjutan dari visi-misi pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin, sekaligus mempersiapkan landasan bagi pemerintahan Prabowo-Gibran.
BACA JUGA:Danau Kakaban: Keajaiban Alami di Kalimantan Timur
BACA JUGA:Desa Pujon Kidul: Pesona Desa Wisata di Malang
"Ketum kami sebagai Menko Perekonomian sepertinya lebih dibutuhkan di kabinet untuk mengantarkan masa transisi pemerintahan. Karena banyak sekali program-program yang disiapkan sebagai program lanjutan untuk menjaga kesinambungan visi-misi program dua periode Jokowi-Ma'ruf Amin dan kemudian ke depan Pak Prabowo dan Pak Gibran," paparnya.