No Day
Dahlan Iskan ketika berkunjung ke rumah Veddriq Leonardo.--
”Veddriq...minta...saya...berhenti....kerja," ujar Sumaryanto lirih.
Matanya sembab saat bercerita soal kebaikan hati anaknya itu. Ia berlinang. Tersedak. Terdiam. Lama. Wajahnya menengadah ke langit-langit.
Cerita pun diteruskan oleh istrinya. Sang istri duduk di bawah. Di lantai. Dengan jilbab warna abu-abu tua dan baju panjangnya yang berwarna hitam. Sang istri juga hanya bisa berkata satu dua kata. Lalu ikut sesenggukan.
Setelah tidak kerja Sumaryanto memilih menjaga kesehatan dengan bersepeda. Habis salat subuh ia selalu naik sepeda sejauh sekitar 20 km. Setiap hari. Lalu ke masjid. Mengaji. Pulang. Nonton TV.
Sumaryanto menonton saat anaknya bertanding di Paris. Nonton di TV. Di rumahnya di Gang Harapan. Bersama keluarga. Lewat live streaming Vidio.
Saat Veddriq dan delegasi Indonesia pulang ke Indonesia mereka diterima Presiden Jokowi di Istana Negara,
Jakarta. Ayah, ibu, dan adik Veddriq dibiayai ke Jakarta. Ikut ke istana.
"Sudahkah dibicarakan untuk apa hadiah sebanyak Rp 6 miliar dari presiden?"
"Veddriq akan membangun fasilitas panjat tebing di Pontianak. Ia akan membina anak-anak muda untuk berprestasi di panjat tebing," ujar sang ayah.
"Veddriq juga akan membangun gym untuk masa depannya," tambahnya.
Waktu SMA Veddriq pernah membangun sarana panjat tebing. Mutunya darurat. Terbuat dari triplek. Ia beli sendiri triplek itu. Ia pasang sendiri.
Di tebing triplek itulah Veddriq latihan. Sebelum dipanggil TC di Jakarta. Triplek itu ternyata berhasil mengantarkannya juara Olimpiade di Paris.
Veddriq punya kemampuan untuk menjadi pembina. Ia suka mengajar. Cita-citanya sejak SMA adalah menjadi guru olahraga. Maka ia pun ingin masuk jurusan pendidikan olahraga di Universitas Tanjungpura, Pontianak. Jurusan itu, saat itu, sudah ada. Tapi Veddriq tidak lulus tes masuknya. Tinggi badannya kurang sedikit. Saat ini tinggi Veddriq 162 cm.
Gagal masuk jurusan pendidikan olahraga, Veddriq masuk jurusan pendidikan guru SD. Lulus. Veddriq jadi sarjana pendidikan.
Saat jadi murid, ia murid yang baik. Saat jadi guru pun ia akan jadi guru yang baik.