Sejarah Berdirinya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB): Dari Pemikiran Ulama hingga Menjadi Partai Besar di Indone
Sejarah Berdirinya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB): Dari Pemikiran Ulama hingga Menjadi Partai Besar di Indonesia-(Poto; ist/ist)-
Pemikiran dan Keputusan Membentuk PKB
Keinginan untuk membentuk partai politik muncul dari para ulama dan tokoh-tokoh NU yang ingin memastikan bahwa prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang diperjuangkan NU dapat diperjuangkan di ranah politik.
Gus Dur, atau Abdurrahman Wahid, salah satu pemimpin paling berpengaruh dalam NU dan cucu pendiri NU, KH Hasyim Asy’ari, menjadi sosok kunci dalam pembentukan PKB.
BACA JUGA:Dukungan Parpol Terus Mengalir, Joncik-Arifai Optimis melawan Kotak Kosong
BACA JUGA:Optimis 7 Parpol Jadi Koalisi BERLIAN
Gus Dur memiliki pandangan yang kuat tentang perlunya NU memainkan peran lebih besar dalam politik Indonesia pasca-Orde Baru.
Dia percaya bahwa untuk memajukan demokrasi dan memastikan nilai-nilai Islam moderat serta kebangsaan dapat diterapkan, NU harus memiliki kendaraan politiknya sendiri.
Setelah melalui berbagai diskusi dan pertimbangan, para ulama NU memutuskan untuk mendirikan partai politik yang akan menampung aspirasi warga NU dan umat Islam secara umum.
Proklamasi Pendirian PKB
Pada tanggal 23 Juli 1998, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) resmi didirikan di Jakarta.
Proklamasi pendirian PKB ini diumumkan dalam sebuah acara yang dihadiri oleh berbagai tokoh NU dan aktivis yang mendukung gerakan reformasi di Indonesia.
Pendirian PKB ditandai dengan Deklarasi Ciganjur, yang menegaskan komitmen partai ini terhadap demokrasi, pluralisme, dan keadilan sosial.
BACA JUGA:Pasangan Berlian Kembalikan Formulir Ketiga Parpol
BACA JUGA:Optimis 7 Parpol Jadi Koalisi BERLIAN
Deklarasi ini juga menyatakan bahwa PKB berkomitmen untuk memperjuangkan kepentingan seluruh rakyat Indonesia, bukan hanya kelompok tertentu.