Zulkifli Pasang Badan, Bertanggung Jawab Aksi Brutal Anak Asuhnya, Kecam Kepentingan Merusak Sportivitas
Foto: Zulkifli Pasang Badan, Bertanggung Jawab Aksi Brutal Anak Asuhnya, Kecam Kepentingan Merusak Sportivitas--
REL, BACAKIRAN. CO – Pelatih Tim Sulawesi Tengah untuk PON 2024, Zulkifli Syukur, mengambil sikap tegas dan bertanggung jawab atas aksi brutal anak asuhnya dalam pertandingan sepak bola PON XXI.
Meski mengakui kesalahan pemainnya, Zulkifli juga mengecam adanya kepentingan yang merusak mentalitas bertanding serta sportivitas dalam sepak bola, yang menurutnya memicu ledakan emosi tersebut.
"Sepak bola bukan hanya tentang kalah dan menang, tetapi ada nilai-nilai sportivitas yang harus kita junjung bersama," tegas Zulkifli Syukur dalam unggahan di akun media sosial pribadinya.
"Niat saya hanya satu, yaitu ingin menjadi bagian dari pengembangan pesepak bola muda kita di Indonesia. Kasihan kalau mental mereka rusak hanya karena kepentingan tertentu."
BACA JUGA:Mahasiswi Stikom Uyelindo Meninggal Dunia Menjelang Ujian Skripsi
Zulkifli secara terbuka menyatakan penyesalannya atas tindakan tidak terpuji yang dilakukan oleh pemainnya, namun ia juga menekankan perlunya melihat secara lebih luas situasi yang menyebabkan emosi para pemain memuncak hingga tak terkendali.
Menurutnya, tekanan psikologis yang dihadapi oleh pemain Sulteng dalam pertandingan tersebut sangat besar, sehingga mental mereka hancur dan emosi meledak tanpa bisa dibendung.
"Saya tidak bisa membenarkan tindakan pemain saya, tapi patut dilihat bagaimana hancurnya mental mereka.
Saya mewakili tim Sulteng meminta maaf atas insiden ini. Cukup saya yang disalahkan atas kejadian tersebut," ujar Zulkifli dengan penuh tanggung jawab.
BACA JUGA:Berita Viral NTT: Kaget Melihat Kambing di Jalan, Seorang Pengendara Motor Meninggal Dunia
BACA JUGA:Viral di China, Pria Meninggal Setelah Cabut 23 Gigi dalam Sehari
Di akhir pernyataannya, Zulkifli berharap agar kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak yang terlibat dalam dunia sepak bola Indonesia.
"Semoga ini menjadi pelajaran bagi kita semua, terutama bagi insan sepak bola yang menginginkan perubahan dalam sepak bola Indonesia," tutupnya dengan harapan besar akan perubahan ke arah yang lebih baik.