Sejarah Lenyap dalam Ruang Pameran: Refleksi Pameran Merekam Kota 2024 di Kupang
Foto: Sejarah Lenyap dalam Ruang Pameran: Refleksi Pameran Merekam Kota 2024 di Kupang--
RAKYATEMPATLAWANG - Pameran bertajuk Merekam Kota 2024 yang diselenggarakan di De Museum Cafe JKK, Kelurahan LLBK, Kecamatan Kota Lama, Kupang, mengundang refleksi mendalam tentang hubungan antara memori, sejarah, dan artefak visual.
Pameran yang berlangsung dari 12 hingga 26 Oktober 2024 ini, dikuratori oleh Frengki Lollo, dan berupaya mengangkat kembali jejak-jejak sejarah lokal yang semakin pudar.
Dalam pameran ini, komunitas sastra Dusun Flobamora turut terlibat, menghadirkan pandangan kritis terkait bagaimana foto-foto dan sejarah lisan dapat membangun narasi yang lebih kaya. Mario F.
BACA JUGA:Resep Bakso Goreng Anti Gagal: Daging Terasa dan Renyah di Luar
BACA JUGA:Museum Nasional Resmi Dibuka, Inilah 5 Fakta Sejarah dan Kebangkitannya
Lawi dari komunitas ini menyampaikan bahwa nilai dari foto-foto yang ditampilkan dalam pameran bukan hanya dalam visualnya, tetapi pada narasi di baliknya.
Ia mengutip konsep Martha Langford yang menyatakan bahwa album foto bukan sekadar susunan gambar, melainkan sebuah representasi cerita yang tersusun.
Lebih lanjut, Mario menyoroti pendapat Freund dan Thomson dalam buku Oral History and Photography yang menekankan bahwa foto tidak mampu berbicara tanpa narasi pendukung.
BACA JUGA:Surga Kuliner: 7 Makanan Indonesia Terbaik yang Bikin Ngiler
BACA JUGA:Pelantikan Prabowo Subianto sebagai Presiden ke-8 Republik Indonesia
Menurut mereka, hubungan antara sejarah lisan dan fotografi mencakup elemen-elemen penting seperti bukti, memori, dan storytelling.
Pameran ini mengundang para pengunjung untuk tidak hanya melihat foto sebagai objek, tetapi juga menggali narasi yang mungkin terlupakan.
Pameran Merekam Kota 2024 menjadi wadah penting bagi masyarakat Kupang untuk kembali terhubung dengan warisan sejarah mereka, terutama di tengah modernisasi yang sering kali menggerus ingatan kolektif. (*)
BACA JUGA:KPK Periksa Bos Perusahaan Penyewaan Pesawat Terkait Dugaan Korupsi di Papua