Golput di Pilkada Jakarta 46,95 Persen, Lebih Besar dari Suara Tiga Calon

Golput di Pilkada Jakarta 46,95 Persen, Lebih Besar dari Suara Tiga Calon-ist/net-
3. Political Disillusionment
Fenomena ini dijelaskan dalam penelitian Russell J. Dalton berjudul "Political Disillusionment and the Decline in Voter Turnout".
Kekecewaan terhadap sistem politik yang dianggap tidak mewakili kepentingan masyarakat menjadi alasan kuat bagi sebagian orang untuk tidak berpartisipasi dalam pemilu.
4. Dominasi Generasi X dalam Pemilih Jakarta
Berbeda dengan tren nasional yang didominasi oleh generasi milenial dan Gen Z, partisipasi pemilih di Jakarta didominasi oleh generasi X.
Generasi ini mungkin memiliki tingkat kepercayaan yang lebih rendah terhadap sistem politik saat ini.
BACA JUGA:Prabowo Subianto Umumkan Kenaikan UMP 2025 Sebesar 6,5%
Respons Masyarakat
Diskusi di media sosial menunjukkan ketidakpuasan masyarakat terhadap sistem perpolitikan dan kualitas kandidat.
Banyak yang mempertanyakan rekam jejak kandidat, kredibilitas partai politik, hingga efektivitas program yang ditawarkan.
Salah satu komentar yang sering muncul adalah kekecewaan terhadap buruknya visi-misi para kandidat.
Kritik tajam juga diarahkan pada partai pengusung yang dinilai kurang selektif dalam memilih calon pemimpin.
Pelajaran dari Pilkada Jakarta 2024
Angka golput yang tinggi ini menjadi alarm bagi para pemangku kepentingan untuk mengevaluasi sistem politik, proses seleksi kandidat, dan strategi komunikasi kepada masyarakat.