Bahlil: Batu Bara Masih Menjadi Sumber Energi Murah dan Kompetitif

Doc/Foto/Ist--
REL,BACAKORAN.CO – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Bahlil Lahadalia, menyatakan bahwa batu bara masih menjadi salah satu sumber energi yang murah dan kompetitif di Indonesia. Menurutnya, meski Indonesia terus berupaya meningkatkan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT), batu bara tetap berperan penting dalam mendukung produksi, penerimaan negara, dan pertumbuhan ekonomi daerah.
BACA JUGA:Terungkap! RI Berpotensi Raup Rp 1.000 Triliun dari Batu Bara, Ini Penyebabnya Gagal
BACA JUGA:Motor Listrik Uwinfly T3 Pro: Alternatif Gaya Modern di Bawah Rp10 Juta
Dalam keterangannya, Bahlil mengungkapkan bahwa pemerintah menyadari perlunya penyesuaian terhadap kondisi ekonomi domestik selama teknologi energi bersih masih belum terjangkau. Pemerintah juga mempertimbangkan transisi menuju energi hijau, mengingat komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).
Bahlil menambahkan bahwa sektor industri smelter juga didorong untuk mencampur bahan bakar dengan gas, namun tetap mempertahankan penggunaan batu bara. Hal ini dilakukan untuk menjaga daya saing produk Indonesia di pasar global, mengingat harga produk yang dihasilkan dengan EBT akan lebih mahal dibandingkan dengan batu bara.
BACA JUGA:5 Kelebihan Honda Supra X 125 2024: Desain Sporty, Irit BBM, dan Fitur Modern
BACA JUGA:Rekomendasi Wisata Terbaik di Pangandaran: Surga Tersembunyi di Selatan Jawa Barat
Terkait dengan upaya swasembada energi, Bahlil menekankan pentingnya diversifikasi sumber energi. Salah satu langkah konkrit yang akan dilakukan adalah penerapan program mandatori biodiesel B40 mulai 1 Januari 2025. Pemerintah juga berencana untuk meningkatkan penggunaan biodiesel menjadi B50, yang diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada impor solar.
Bahlil, yang juga menjabat Ketua Satgas Hilirisasi, menjelaskan bahwa pemerintah fokus pada hilirisasi sumber daya alam, terutama mineral dan batu bara, untuk meningkatkan nilai tambah. Indonesia memiliki cadangan mineral yang signifikan, termasuk nikel, bauksit, tembaga, emas, timah, dan batu bara. Dengan potensi ini, Indonesia diharapkan dapat meningkatkan kontribusi sektor pertambangan terhadap perekonomian nasional.
BACA JUGA:BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem 3-9 Desember 2024, Waspadai Risiko Bencana Hidrometeorologi
BACA JUGA:Danau Bunker Batujajar: Surga Tersembunyi di Kabupaten Bandung Barat
Presiden Prabowo Subianto juga menekankan pentingnya hilirisasi melalui Satgas yang dipimpin Bahlil, yang melibatkan berbagai kementerian terkait untuk mempercepat proses perizinan dan meningkatkan nilai tambahkomoditas***