Wihh! Bikin Bulu Kuduk Berdiri, Ternyata Ini 4 Tempat Wisata Horor di Bali! Ada Apa?
Bikin Bulu Kuduk Berdiri, Ternyata Ini 4 Tempat Wisata Horor di Bali! Ada Apa?--
2. Dam (bendungan)
BACA JUGA:Menelesik Keindahan Alam Lampung, Ini 5 Rekomendasi Wisata Terbaik
Oongan terletak di Jl. Noja Saraswati, Desa Tonja, Denpasar Utara, Kota Denpasar, Bali. Tidak ada satu pun warga yang beraktivitas di sana. Baik membersihkan pakaian atau mandi.
Banyak masyarakat yang tidak ingin habiskan waktunya untuk diam di sini, walau riakan air serta jumlahnya pohon pada bendungan jadikan tempat ini sejuk.
Tahun 1980-an , Dam Oongan adalah objek pariwisata di lokasi Denpasar Utara. Karena waktu itu, di dalam tempat ini ada kolam renang, taman bunga, dan trek balapan motor
Sesudah kolam renang itu dirombak, makin lama makin tempat itu sepi. Keadaannya juga tidak terawat. Pada akhirnya tanaman liar mejalar ke semua tempat sampai ke bangunan-bangunan kosong, hingga membuat lokasi itu terkesan angker.
BACA JUGA:Menelesik Keindahan Alam Lampung, Ini 5 Rekomendasi Wisata Terbaik
3. Setra Trunyan, Bangli
Saat berwisata di Bali, biasanya turis tak melewatkan untuk berkunjung ke Kintamani, Kabupaten Bangli. Alangkah sayang jika kamu tidak sekalian mampir ke Desa Trunyan, Bali. Pasalnya, lokasi ini merupakan salah satu desa adat sekaligus desa tertua di Pulau Dewata.
Berlokasi di tepi timur Danau Batur, untuk menuju lokasi desa ini kita harus menggunakan perahu menyusuri lereng Bukit Abang, di tepi Danau Batur sekitar 45 menit. Sepanjang perjalanan berperahu motor kecil menuju lokasi kita disuguhi panorama yang sangat indah.
Terlihat membentang keindahan gunung-gemunung sebagai penopang Gunung Batur. Di kakinya tampak membiru air Danau Batur nan mempesona. Ditambah sapuan halimun tipis dan usapan semilir hawa dingin, pemandangan alam jadi terlihat asri namun sekaligus terpencil, seolah menciptakan nuansa misteri tersendiri atas desa adat tersebut.
BACA JUGA:Ini 5 Wisata Terbaru di Boyolali: Menyibak Keindahan yang Tersembunyi, Begini Ulasanya!
Ya, beranjangsana ke Desa Trunyan, bukan saja bisa disaksikan adanya praktik keagamaan Hindu-Trunyan, namun di sini pun bisa disaksikan tradisi pemakaman yang unik.
Masyarakat sekitar menyebutnya dengan Mepasah, model pemakaman ini telah dilakukan turun-temurun. Di Desa Trunyan, mayat tidaklah pernah dibakar melalui ritual Ngaben seperti umumnya masyarakat di Pulau Bali. Di sini mayat sengaja dibiarkan membusuk di permukaan tanah dangkal berbentuk cekungan panjang di bawah udara terbuka.
4. Taman Festival Bali, Denpasar