Tolak Bom
Oleh: Dahlan Iskan --
Bahrawi punya dua anak. Yang sulung lagi kuliah bisnis di Edinburg, Skotlandia. Untuk S-2. Sedang adiknya masih kuliah S-1 di UM Malaysia.
"Apakah anak-anak masih bisa bahasa Madura?" tanya saya.
"Masih sangat fasih," ujar Bahrawi. "Ibu mereka kan juga Madura, meski kami dipertemukan di Jakarta," tambahnya.
Bahrawi terus mengamati perkembangan di Syria. Utamanya ke arah mana Syria akan menuju. Bagaimana pula hubungannya dengan organisasi-organisasi terorisme internasional. Ketidakstabilan di sana bisa merangsang munculnya ekstremitas.
Kalau "hukum revolusi" juga berlaku di Syria maka sulit berharap negara itu akan stabil dalam waktu lima tahun ke depan.
Kita pun dulu begitu. Setelah runtuhnya penjajahan Belanda terjadi ketidakstabilan yang panjang. Pun setelah runtuhnya Orde Lama. Demikian juga setelah runtuhnya Orde Baru.
Untuk membangun perlu stabilitas. Stabilitas tidak bisa datang begitu saja.(Dahlan Iskan)